PENDIDIKAN DI CHINA
PENDIDIKAN DI CHINA
Makalah ini Disusun dan Diajukan Sebagai
Tugas
Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu: Suyatno,
M.Pd.i
Disusun Oleh:
1.
Anji F.N 10410075
2.
Ahmad Zumaro 10410076
3.
Laili Masruroh 10410082
4.
Wardono 10410084
5.
Esti Damayanti 10410091
Kelas VI PAI C
JURUSAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang sangat
strategis dalam membangun suatu masyarakat bangsa. Melalui pendidikan suatu
bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat dan bangsa yang
maju. Karena melalui pendidikan akan dapat dikembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ingin
dikembangkanya. Semua keberhasilan itu, tidak terlepas dari upaya yang
dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan reformasi dalam berbagai
aspek kehidupan di Cina, terutama dalam dunia pendidikan.
Cina, dalam beberapa tahun terakhir,
berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial
ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya
mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke
tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina
merupakan perubahan yang sangat berarti. Perkembangan ekonomi dan kemajuan yang
dialami Cina sangat dikagumi dunia dan dihormati oleh banyak kalangan. Keyakinan
mereka membangun bangsa melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi
yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990.
Selama periode ini, pendidikan terus mengalami kemajuan secara cepat, dan
banyak inovasi selama dekade tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
falsafah pendidikan di Cina?
2. Bagaimana
sistem pendidikan Cina?
3. Bagaimana
kebijakan pendidikan di Cina?
4. Seperti
apa hasil wawancara tentang pendidikan di Cina?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Filosofi
Pendidikan Cina
Sikap
orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya telah melahirkan
sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama
menjaga kekuasaan Cina begitu lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina
yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran
falsafah di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti
Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai
peletak dasar dan pengasas falsafah Cina[1].
Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang
membedakannya dari falsafah India dan Yunani.
Dalam
upaya melihat bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita
perlu melihat bagaimana orang Cina memahami hubungan antara teori dan praktek
dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah. Kita juga perlu mengetahui
bagaimana teori dihubungkan dengan kehidupan nyata. Ada dua perkara yang harus
dikaji dan ditelusuri secara mendalam: Pertama, konsep umum tentang ‘kebenaran’
dalam falsafah Cina; kedua, kemanusiaan yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata
dan kemanusiaan yang diajarkan para filosof Cina dalam sistem falsafah mereka.
Secara umum pula pemahaman terhadap dua perkara tersebut ditafsirkan dari
Konfusianisme, yaitu ajaran falsafah yang dikembangkan dari pemikiran
Konfusius. Konfusianisme sendiri berkembang menjadi banyak aliran, di antaranya
kemudian dikembangkan menjadi semacam agama, dengan kaedah dasar dari ajaran
etikanya yang dirujuk pada pandangan atau ajaran Konfusius.
Sebagai
ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai landasan falsafah
pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia
benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan
generasi. Konfusisnismelah yang mengajarkan bahwa antara teori dan praktek
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau masyarakat. Dalam
Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran
diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis. Karena itu falsafah Cina
cenderung menolak kemutalakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan.
Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung
kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran.[2]
1.
2.
Sistem
Pendidikan Cina
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai
dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi
setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic
education, technical dan vocational education, higher education dan adult
education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang
materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan
fisik, serta aktivitas sehari-hari.
Pendidikan teknik dan vokasional memperoleh tempat dalam
masyarakat. Pendidikan ini merupakan indikator penting bahwa Cina mengarah pada
proses modernisasi. Kemudian, pendidikan bagi orang dewasa merupakan komponen
penting dalam sistem pendidikan Cina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
orang-orang dalam masyarakat dan secara langsung akan menumbang pada
pengembangan sosio ekonomis penduduk.
Untuk memperoleh guru-guru yang bermutu maka pemerintah
mendorong lulusan sekolah menengah yang berbakat untuk memasuki lembaga
pendidikan guru. Hal ini juga terdapat perbedaan persepsi dimana kalau di
Indonesia, para pelajar, apalagi yang berotak cerdas, kurang terosebsi untuk
menjadi guru, kecuali berlomba untuk memperoleh pendidikan di universitas
bergengsi di Pulau Jawa.[3]
Pendidikan
di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan
uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus
membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Ini membuat banyak anak-anak
pedesaan atau anak-anak tak mampu untuk bersekolah.
a. Jenjang Pendidikan
Anak-anak
di China belajar lima sampai lima setengah hari per minggu. Tahun akademik
dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1
September dan Maret. Dengan libur musim panas pada bulan Juli dan Agustus dan
libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari. Berikut adalah jenjang
pendidikan di Cina;
1)
Pendidikan Dasar
Anak-anak China memulai pendidikan formal
pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selama 3 tahun.
Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung
selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bahasa China, Matematika, Sejarah,
Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan
politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani.
2)
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian
yaitu pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah
kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu
junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung
selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan
menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas
kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3
tahun.
Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid
memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk
lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan
ke dalam kurikulum. Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun
dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial,
ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk
melatih siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang terlatih.
3)
Pendidikan Khusus
China juga memiliki sistem pendidikan khusus
untuk anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang.
Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas.
Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan
standar minimum.
4)
Pendidikan Tinggi
Apapun jenis pendidikan tingginya mereka
harus lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan
Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan
ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa
jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia.
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik
dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China
tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal
misalnya Beijing University dan Shanghai’s University. Umumnya siswa harus
menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat
master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college
yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera
dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana.
Selain dari sisi pendidikan, sukses
kebangkitan ekonomi China mungkin juga tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship
warganya. Masrayakat China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai
atau pekerja kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang
sangat menghargai pekerjaan kantoran dan kebanyakan menganggap entrepreneur
adalah pekerjaan beresiko tinggi.[4]
b.
Kurikulum
Reformasi
yang dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum
sekolah dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa,
kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar
berkembang optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan
orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter
anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, yang
kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun kejiwaan.
Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga
selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti
memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa
disamping menekuni bidang seni budaya.
Sistem
penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan
Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan,
ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada
mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA
pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan
Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu
science dan ilmu sosial.
1) Struktur
mata pelajaran
Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum di Cina adalah kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata
pelajaran Cina dan Moral;
b. Kelompok mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Matematika;
c. Kelompok mata
pelajaran Sosial dan Politik;
d. Kelompok mata
pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
e. Kelompok mata
pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.
2) Jumlah
mata pelajaran
a. SD
memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran Moral, Matematika,
dan Cina atau Bahasa Cina.
b. SMP
memiliki 13 mata pelajaran wajib, diantaranya yaitu mata pelajaran Moral,
Moral, Cina, Asing, dan Politik.
c. SMA
tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka mempunyai suatu
sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan keinginan siswa, kebutuhan
sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat dengan beberapa mata pelajaran
pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk
masuk ke perguruan tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.
3) Satuan Waktu / Pembagian Alokasi
Waktu
a. Jumlah hari sekolah / tahun : 180
– 200
b. Jumlah menit di sekolah/ tahun : 68.400
c. Jumlah menit 1 jam pelajaran : 45
d. Jumlah jam pelajaran / minggu : 36
e. Jumlah menit jam pelajaran / minggu : 1.620
f. Pembagian tahun ajaran : 2
g. Jumlah hari sekolah / minggu : 5
b. Jumlah menit di sekolah/ tahun : 68.400
c. Jumlah menit 1 jam pelajaran : 45
d. Jumlah jam pelajaran / minggu : 36
e. Jumlah menit jam pelajaran / minggu : 1.620
f. Pembagian tahun ajaran : 2
g. Jumlah hari sekolah / minggu : 5
4) Sistem Penjamin Mutu Program
(Lembaga)
Sistem penjamin mutu program Cina
diantaranya :
a.
NOCFL (National Office for Teaching Chinese as a Foreign
Language) yaitu lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala
internasional.
b.
CEAIE (Chinese Education Association for International
Exchange); yaitu lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam bidang
teknologi dan kreativitas.
c.
CSE (Chinese Society of Education); yaitu lembaga
eksperimental pendidikan moral pada sekolah – sekolah swasta.
d.
CNIER (Cina National Institute for Educational Research);
yaitu lembaga eksperimental pendidikan kualitas.[5]
c.
Tenaga
Pengajar
Sistem pendidikan Cina lebih
terbuka. Guru dikelompokan berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi
kualitas guru secara objektif, mulai dari guru berkompeten sampai guru yang
tidak qualified. Adapun standar untuk menjadi guru di Cina adalah melalui
pendidikan dalam jabatan (inservice training) yang diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh negara.
Cina memang menempatkan guru sebagai prioritas dalam sistem
pendidikan mereka. Ini terlihat dari komitmen Pemerintah dengan ungkapan,
‘Kunci keberhasilan pembangunan nasional terletak pada pendidikan dan kunci
keberhasilan pendidikan terletak pada guru”.[6]
Selama lebih dari 100 tahun, pendidikan guru secara sistematis telah dilakukan
di Cina dan telah berkontribusi pada terciptanya korps guru di negeri itu.
Pendidikan guru di Cina saat ini menekankan pada perubahan pemikiran tentang
pendidikan, konsep, materi dan metode pembelajaran, terutama moralitas guru.
Semuanya dilakukan sebagai jawaban atas permintaan akan pentingnya mudernisasi
pendidikan, orientasi global, dan masa depan.
Reformasi pendidikan dan kebutuhan realitas global mendorong
pemerintah Cina untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas guru-guru baru.
Pemerintah Cina menyediakan pendidikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan
pelayanan guru-guru sekolah, melakukan pemerataan guru hingga ke daerah-daerah
terpencil, dan mendorong berkembangnya institusi pelatihan guru. Semua
dilakukan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memajukan
pendidikan di Cina. Dengan kata lain, Cina sangat mementingkan dan
memperhatikan profesi guru sehingga nantinya akan menghasilkan guru yang
berkompeten.
d.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran di Cina
menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi
para siswanya. Siswa tidak dituntut untuk terlalu menghafal konsep / materi,
namun siswa diajarkan dan diarahkan untuk memahami dan mengalami suatu hal yang
sedang dipelajarinya. Dengan pendekatan pembelajaran seperti ini siswa lebih
dapat dengan mudah mencerna pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya
sehingga dapat terinternalisasi sepenuhnya dalam diri. Selain di dalam kelas,
proses belajar mengajar juga dilakukan bervariasi di laboratorium atau di alam
bebas. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan afektif dan psikomotorik
siswa.
1.
2.
3.
Kebijakan Pendidikan
Kemajuan
dunia pendidikan yang terjadi di akhir 90-an dan awal 2000 di Cina tidak lepas
dari peran dari seorang birokrat yang memiliki visi dan komitmen yang kuat
terhadap dunia pendidikan. Li Lanqing, yang pada tahun 1993 di angkat menjadi
Wakil Perdana Menteri Cina, sekaligus ditugasi untuk menangani masalah
pendidikan di negeri tirai bambu tersebut, adalah orang yang dianggap berhasil
melaksanakan tugasnya mendorong kemajuan Cina melalui reformasi dalam bidang
pendidikan. Li Lanqing sebenarnya bukan tokoh yang berlatar belakang bidang
pendidikan.
Pada tahun
1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan
berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan
tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal,
kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya.
Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan.
Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan
dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang.
Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang
layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar,
sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan
pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan
pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya
permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.
Beberapa
inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan
dasar 9 tahun secara gratis dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan
setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional
secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa
perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada
peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan
pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga
telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan
dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut
mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang
dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran
pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah
memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.
Pada dekade terakhir, sejumlah
permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah
mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002,
dan pada tahun 2008 alokasi anggaran pendidikan mencapai 1,88 Triliun Yuan[7].
4.
Hasil
Wawancara
Wawancara
dilakukan dengan seorang warga Indonesia asal Pacitan, Jawa Timur yang sedang
bekerja di Macao, China. Namanya adalah Eni Mustika, seorang mahasiswa lulusan
Universitas Saint Mary’s, Macao, China. Menurut dia, pendidikan di China
sebenarnya tidak jauh beda dengan Indonesia secara struktural. Beberapa
keunikan pendidikan di China adalah pendidikan sudah dimulai sejak usia 3 tahun
dan pada usia 4-6 sudah mulai belajar berhitung mencapai ribuan, membaca dan
menulis. Aktivitas orang China sangat padat, begitu juga dengan pendidikannya.
Pelajar menghabiskan waktunya seharian di sekolah. Pelajar di China mempunyai
semangat yang jauh lebih tinggi dibandingkan pelajar di Indonesia. Pelajar
selalu menyibukkan diri dengan kegiatan ekstra di sekolah karena orang tuanya
pun bekerja dari pagi sampai malam. Pelajar hanya berkesempatan untuk bertemu
orang tuanya hanya pada saat makan malam dan menjelang tidur. Hal ini
disebabkan karena orang china sangat menghargai waktunya untuk menghasilkan
uang, atau bisa dikatakan Time is Money.
Pemerintahan
China adalah pemerintahan yang cenderung otoriter, sehingga gejolak politik
pemerintahan sangat terkendali. Mahasiswa China sebagaimana yang diketahui
jarang melakukan demo turun di jalan untuk mengkritik pemerintah. Khusus untuk
bagian negara Macao, demo di jalan dapat dipidanakan. Mayoritas mahasiswa di
China ketika melakukan demo adalah dengan mengirimkan surat kepada pemerintah
dengan bahasa yang sopan dan resmi. Uniknya pemerintahan China, merupakan
sebuah pemerintahan yang responsif sehingga selalu membalas surat dari
rakyatnya. Seandainya pemerintahan Indonesia dapat lebih responsif terhadap
problem rakyat, mungkin demonstrasi di jalan raya tidak akan pernah terjadi
lagi.
Mayoritas
penduduk china tidak beragama atau atheis. Implikasinya adalah tidak satupun
pendidikan agama yang masuk dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan hanya
sebagai mata pelajaran ekstrakurikuler sehingga tidak wajib di ikuti oleh
siswa. Siswa belajar agama diluar jam sekolahnya dan agama yang terbesar di
china adlaah agama konghu chu. Meskipun orang china mayoritas atheis, bukan
berarti mereka tidak mengenal etika dan moral dalam masyarakat. Mereka
menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat.
Potret
lulusan pendidikan china dan indonesia jauh berbeda meskipun proses
kelulusannya sama yaitu dengan ujian nasional. Para peserta didik di china
tidak seperti peserta didik Indonesia yang ketika lulus dari sekolah ataupun
universitas, semangat berlomba-lomba untuk bekerja menjadi PNS atau pekerja di
sebuah perusahaan. Lulusan China telah terdidikk untuk hidup mandiri dan
mempunyai mindset entrepreneur, sehingga mereka tidak menggantungkan hidupnya
pada lapangan pekerjaan yang disediakan pemerintah. Orang china lebih suka
menciptakan lapangan pekerjaanya sendiri dibandingkan menjadi pekerja bagi
orang lain. Tidak heran jika sekarang ini, hampir di setiap negara di dunia
pasti ada orang china. Mayoritas orang China yang bisa di lihat di Indonesia
saat ini adalah para pedagang emas ataupun pemilik toko besi. Hal ini
membuktikan bahwasannya orang China mempunyai jiwa entrepreneur lebih baik
daripada orang Indonesia.
Kelemahan
pendidikan di China menurut responden hanyalah terletak pada tingkat kepadatan
penduduknya. Di china mayoritas universitas tidak berdiri utuh satu gedung,
akan tetapi hanya berupa beberapa flat yang ada dalam satu gedung. Banyaknya
gedung di China dan padatnya penduduk memaksa sekolah atau universitas digabung
dengan perusahan atau apapun dalam satu gedung. Hal ini berdampak pada kurang
nyamannya proses pembelaran di kelas. Akan tetapi, setiap ruang kelas di china
sudah terpantau oleh cctv sehingga siswa tidak terbiasa untuk tidak mencontek.
Pendidikan etika kejujuran sudah terbiasa sejak kecil, sehingga sampai
dewasapun orang china tidak mau melakukan kecurangan, korupsi atau menerima
suap.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sikap orang Cina
yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya tela melahirkan sebuah
filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga
kekuasaan Cina begitu lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan
merubah wajah sistem pendidikan kuno di Cina. Tradisi pemikiran falsafah di
Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara.
Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan
pengasas falsafah Cina
Manajemen pendidikan di Cina ialah tersentralisasi, mulai
dari level pusat, propinsi, kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi
setingkat kotamadya. Pendidikan di Cina terdiri atas empat sektor yaitu basic
education, technical dan vocational education, higher education dan adult
education. Di samping itu juga terdapat pendidikan prasekolah yang
materinya meliputi permainan, olah raga, kegiatan kelas , observasi, pekerjaan
fisik, serta aktivitas sehari-hari.
Reformasi yang
dilakukan Cina di dunia pendidikan secara langsung mengubah kurikulum sekolah
dimana ditekankan pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa, kurikulum
diarahkan untuk memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa agar berkembang
optimal. di Cina tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk
lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Said ,
Muhammad dan Affan , Junimar. 1987. Mendidik Dari Zaman ke Zaman.
Bandung: Jemmars.
Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan
15 Negara. Bandung: Lubuk Agung
http://ideguru.wordpress.com/2010/05/19/potret-pola-pendidikan-di-china/
Dyah
Patra N., 2010, Pendidikan Kompartif Cina,: http://blog.unsri.ac.id/dyahpatra/pendidikan-komparatif-china/sr/6699/
http://intanrumapea.wordpress.com/2012/08/05/kurikulum-cina/
http://jari-jarikaki.blogspot.com/2012/03/sistem-pendidikan-cina.html
[2]
http://ideguru.wordpress.com/2010/05/19/potret-pola-pendidikan-di-china/ Diakses pada hari Jumat, 3 Mei 2013 pukul
21.00
[3] H.Agustiar Syah Nur, (2001). Perbandingan Sistem Pendidikan
15 Negara, Lubuk Agung . Bandung. Hlm.29.
[4] Dyah Patra N., 2010, Pendidikan Kompartif Cina, dalam
http://blog.unsri.ac.id/dyahpatra/pendidikan-komparatif-china/sr/6699/ . diakses 20 April 2013
[5]
http://intanrumapea.wordpress.com/2012/08/05/kurikulum-cina/ Di akses pada hari Jumat, 3 Mei 2013 pukul
21.00
[6]
http://jari-jarikaki.blogspot.com/2012/03/sistem-pendidikan-cina.html
Di akes pada hari Jumat, 3 Mei 2013 pukul 21.00
[7]
http://adetaytay.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-cina.html Di akes pada hari Jumat, 3 Mei 2013 pukul
21.00
Monday, June 03, 2013
|
Labels:
perbandingan pendidikan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
1 comments:
Kami S128Cash Selaku Situs Betting Online Terbesar dan Terpopuler di Indonesia ingin mengajak Anda bergabung bersama kami.
Dengan memiliki CS yang Profesional, kami akan memberikan pelayanan Terbaik untuk Anda semua dan pastinya Anda akan merasa nyaman bermain bersama kami.
Semua permainan Populer dikalangan masyarakat Indonesia tersedia disini, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.
S128Cash juga menyediakan berbagai PROMO BONUS, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Aya segera bergabung bersama kami dan jangan lupa untuk mengajak teman-teman Anda.
Hubungi kami :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Daftar Judi Bola
Post a Comment