BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM ISLAM
BIMBINGAN
DAN KONSELING DALAM ISLAM
Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu: Drs
Sarjono
Disusun Oleh :
Nama : Laili Masruroh
NIM : 10410082
Kelas : PAI E
No.
Ujian : 24
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN
SUNAN KALIJAGA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi
seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam
mengarahkan dan membimbing manusia ke
jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan mengarahkan manusia
kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur konselor yang sangat mumpuni
dalam memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dnegan jiwa manusia agar
manusia terhindar dari segala sifat-sifat yang negatif.
Oleh
karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan
kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam
menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka
pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat
mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian
yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam.
Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menunjang kesuksesan
pendidikan Islam disekolah maupun madrasah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling
untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta
mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki kepribadian berakhlak
karimah.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka rumusan masalah yang muncul antara lain:
1. Apa
Pengertian Bimbingan Konseling dalam Islam?
2. Apasajakah
Tujuan Bimbingan Konseling dalam Islam?
3. Apasajakah
Teori Bimbingan Konseling dalam Islam?
4. Bagaimana
Teknik Bimbingan Konseling dalam Islam?
5. Bagaimana
Urgensi Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan Konseling dalam Islam
Bimbingan berasal dari kata “guidance” yang berarti
pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata “guidance” berasal dari kata “to
guide” yang berarti menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan,
mengemudikan. Pengertian bimbingan secara luas ialah suatu proses pemberian
bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya,
menerima dirinya, merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
Sedangkan pengertian konseling secara etimologi
adalah nasehat, anjuran dan ajaran. Dengan demikian konseling dapat diartikan
sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar
pikiran[1].
Sedangkan secara terminologi pengertian konseling adalah sebagaimana berikut:
C. Patterson
(1959) mengemukakan bahwa konseling ialah proses yang melibatkan hubungan antar
pribadi antara seorang terapis dengan satu klien atau lebih, dimana terapis
menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sitematik tentang
kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling
adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk
merasa dan berprilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang
yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang
merangsang klien untuk mengembangkan prilaku yang memungkinkannya berhubungan
secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
Menurut Williamson, konseling diartikan sebagai
suatu proses personalisasi dan individualisasi untuk membantu seseorang dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah. Ciri-ciri perilaku sebagai warga negara
dan nilai-nilai pribadi dan sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya,
mempelajari keterampilan (skill), sikap dan kepercayaan yang dapat membantu
dirinya selaku makhluk yang dapat menyesuaikan diri secara normal.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik
garis besarnya, bahwa konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat dengan
atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang
komunikatif antara konselor dan klien dengan menggunakan metode-metode
psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam
upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
Bimbingan dan konseling saling berkaitan satu sama
lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang
integral. Konseling merupakan salah satu tekhnik dan alat dalam pelayanan bimbingan.
Dan pendapat lain yang mengatakan bahwa bimbingan memusatkan diri pada
pencegahan munculnya masalah, sedangkan konseling memusatkan diri pada
pencegahan masalah individu atau dapat dikatakan bahwa bimbingan bersifat
preventif sedangkan konseling bersifat kuratif[2].
Sedangkan definisi bimbingan dan konseling dalam
pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan
pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran,
kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri
berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu
baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan oleh guru BK atau BP
dalam lingkungan sekolah atau madrasah.
B.
Tujuan
serta Fungsi Bimbingan Konseling dalam Islam
- Tujuan
Bimbingan Konseling dalam Islam
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam
dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam
Islam yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:
- Untuk
menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa
dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada dan
mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya.
- Untuk
menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang
dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
- Untuk
menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih
sayang.
- Untuk
menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan
berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan
mematuhi segala perintahNya serta ketabahan menerima ujianNya.
- Untuk
menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar; ia dapat dengan
baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan dapat memberikan
kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek
kehidupan.
- Untuk
mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan petunjuk
ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian.
- Fungsi
Bimbingan Konseling dalam Islam
Fungsi bimbingan dan konseling dapat digolongkan
menjadi tiga fungsi yaitu:
·
Remedial atau
Rehabilitatif
Peranan remedial berfokus pada
masalah: Penyesuaian diri, Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi dan Mengembalikan
kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
·
Fungsi Edukatif atau
Pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah:
Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan, Mengidentifikasi
dan memecahkan masalah-masalah hidup, Membantu meningkatkan kemampuan menghadapi
transisi dalam kehidupan, dan Untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu
individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan
kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi, memutuskan arah
hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.
·
Fungsi Preventif dan
Kuratif (Pencegahan dan Penyembuhan)
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya
aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan
karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan bila terjadi sakit
kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi pengembangan strategi dan
program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi resiko-resiko hidup yang
tidak perlu terjadi.
Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam
yang hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah
spiritual (keyakinan). Islam memberikan bimbingan kepada manusia agar kembali
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Fungsi bimbingan dan konseling di sini
memberikan bimbingan kepada penyembuhan terhadap ganggauan mental berupa sikap
dan cara berpikir yang salah dalam menghadapi problem individu setelah individu
dapat kembali dalam kondisi yang bersih dan dapat membedakan mana yang baik dan
buruk, mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, mana yang baik bagi dirinya
dan orang lain atau sebaliknya barulah dikembangkan ke arah pengembangan dan
pendidikan bagi mereka.
Fokus bimbingan dan konseling Islam selain
memberikan perbaikan dan penyembuhan pada tahap mental, spiritual atau
kejiwaan, dan emosional, kemudian melanjutkan materi bimbingan dan konseling
kepada pendidikan dan pengembangan dengan menanamkan nilai-nilai dan wahyu
sebagai pedoman hidup.
C.
Teori
Bimbingan Konseling dalam Islam
Yang dimaksud dengan teori-teori konseling dalam
Islam adalah landasan yang benar dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling
agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif
bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi
nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku
berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Teori-teori tersebut sebagaimana yang telah
dipaparkan oleh Hamdani Bakran (2002) adalah sebagaimana berikut:
- Teori
Al-Hikmah
Sebuah pedoman, penuntun dan pembimbing untuk
memberi bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan pertolongan dalam
mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya hingga ia dapat menemukan jati
diri dan citra dirinya serta dapat menyelesaikan atau mengatasi berbagai
permasalahan hidup secara mandiri. Proses aplikasi konseling teori ini
semata-mata dapat dilakukan oleh konselor dengan pertolongan Allah, baik secara
langsung maupun melalui perantara, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas
izin-Nya.
- Teori
Al-Mauidhoh Hasanah
Yaitu teori bimbingan atau konseling dengan cara
mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan kehidupan para Nabi dan Rasul.
Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan,
cara berperilaku serta menanggulangi berbagai problem kehidupan. Bagaimana cara
mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya.
Yang dimaksud dengan Al-Mau’izhoh Al-Hasanah ialah
pelajaran yang baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, yaitu dapat membantu
klien untuk menyelesaikan atau menanggulangi problem yang sedang dihadapinya.
- Teori
Mujadalah
Yang dimaksud
teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang
dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien ingin mencari
suatu kebenaran yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini ia memiliki
problem kesulitan mengambil suatu keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia
berasumsi bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya.
Padahal dalam pandangan konselor hal itu dapat membahayakan perkembangan jiwa,
akal pikiran, emosional, dan lingkungannya. Prinsip-prinsip dari teori ini
adalah sebagai berikut:
·
Harus adanya kesabaran
yang tinggi dari konselor
·
Konselor harus
menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik
·
Saling menghormati dan
menghargai
·
Bukan bertujuan
menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam mencari
kebenaran
·
Rasa persaudaraan dan
penuh kasih sayang
·
Tutur kata dan bahasa
yang mudah dipahami dan halus
·
Tidak menyinggung
perasaan klien
·
Mengemukakan
dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan tepat dan jelas
·
Ketauladanan yang
sejati. Artinya apa yang konselor lakukan dalam proses konseling benar-benar
telah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor. Karena Allah sangat murka
kepada orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan kepada orang lain.
D.
Teknik
Bimbingan Konseling dalam Islam
Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan
perubahan-perubahan dan
perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini adalah beberapa
teknik konseling sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hamdani Bakari (2002),
yakni:
- Teknik
yang bersifat lahir
Teknik yang
bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di lihat, di dengar atau
dirasakan oleh klien (anak didik) yaitu dengan menggunakan tangan atau lisan
antara lain:
- Dengan
menggunakan kekuatan, power dan otoritas
- Keinginan,
kesungguhan dan usaha yang keras
- Sentuhan
tangan (terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bagian
kepala, leher dan pundak)
- Nasehat,
wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam konseling,
konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan yang harus
dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa
mendapatkan jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka
kalimat yang dilontarkan konselor harus mudah dipahami, sopan dan tidak
menyinggung perasaan atau melukai hati klien. Demikian pula ketika
memberikan nasehat hendaklah dilakukan denagn kalimat yang indah,
bersahabat, menenangkan dan menyenangkan.
- Menbacakan
do'a atau berdo'a dengan menggunakan lisan
- Sesuatu
yang dekat dengan lisan yakni dengan air liur hembusan (tiupan)
- Teknik
yang Bersifat Batin
Yaitu teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan
do'a dan harapan namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti
dengan menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh
bersabda "bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja
merupakan selemah-lemahnya iman".
Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan,
keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata
melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya
adalah membimbing dan mengantarkan individu (anak didik) kepada perbaikan dan
perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat.
E.
Urgensi
Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Islam
Dasar
pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah atau madrasah,
bukan terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang undangan)
atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah upaya memfasilitasi
peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai
tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual,
social, dan moral-spiritual).
Sebagai
seorang individu yang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on
becaming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai
kematangan dan kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan karena mereka
masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya,
juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya serta proses perkembangan
itu tidak selalu berjalan dalam arus linier, lurus, atau searah dengan potensi,
harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan
siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis, maupun social.
Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup warga masyarakat. Apabila
perubahan ang terjadi itu sulit diprediksi, atau diluar jangkauan kemampuan,
maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli,seperti
terjadinya stagnasi perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya
tayangan televisi dan media-media lain, ketidakharmonisan dalam kehidupan
keluarga, dan dekandensi moral orang dewasa ini mempengaruhi perilaku atau gaya
hidup siswa yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral, seperti
pelanggaran tata tertib, pergaulan bebas, tawuran, dan kriminalitas.
Upaya
menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti yang
disebutkan, adalah mengembangkan potensi siswa dan memfasilitasi mereka secara
sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.
Dengan
demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah pendidikan yang
tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Pendidikan yang mengabaikan
bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan siswa yang pintar dan terampil
dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam
aspek kepribadian.
Untuk mencapai
tujuan pendidikan yang dicita-citakan itu bimbingan konseling disekolah di
orientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi siswa, yang
meliputi aspek pribadi, belajar dan karir, atau terkait dengan perkembangan siswa
sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis,
sosial dan spiritual)[3].
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan Islam ialah
suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada peserta
didik yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan
keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan
Al-Hadis.
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam
dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Landasan yang benar dalam melaksanakan proses
bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan
perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir,
cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara
bertingkah laku berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Cara yang digunakan antara
lain dengan teori Al- hikmah, Al-Mauidhoh Hasanah , dan Al- Mujadalah.
Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan
perubahan-perubahan dan
perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Yaitu teknik lahir dan teknik
batin.
Dalam
penerapannya dalam dunia pendidikan, sebagai upaya menangkal dan mencegah
perilaku-perilaku menyimpang dari siswa adalah mengembangkan potensi siswa dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar
kompetensi kemandirian. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan
ideal adalah pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling.
Karena Pendidikan yang mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan
menghasilkan siswa yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
Bakari,
Hamdani. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka. Yogyakarta
Ahmad
Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2002)
Farid
Hariyanto, Makalah dalam Seminar Bimbingan dan Konseling Agama Jakarta: 2007
Aunur
Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII press. Jakarta: 2001
Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan depaartemen
Pendidikan Nasional, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam
Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: 2007
[3] Direktorat jenderal peningkatan
mutu pendidikan dan tenaga kependidikandepaartemen pendidikan nasional,
rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan
formal. 2007 Hal. 15
Monday, June 03, 2013
|
Labels:
bimbingan dan konseling
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
3 comments:
Thank's Infonya Bray .. !!!
www.bisnistiket.co.id
Wah sangat bermanfaat neh mbak Ilmunya, terima kasih dan salam dari Pulau Dollar
Sangat bermanfaat bak
Post a Comment