PEMBENTUKAN AKHLAK TERPUJI KEPADA ANAK
Latar Belakang
Akhir-akhir ini
banyak kejanggalan-kejanggalan dalam masyarakat akibat perilaku manusia itu
sendiri yang mana hal itu bersangkutan dengan etika, moral, dan akhlak. Tiga hal tersebut sangat mempengaruhi
kepribadian seseorang ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan suatu perilaku seseorang menjadi beretika
buruk, bermoral buruk, dan berakhlak tidak baik pula. Salah satu diantaranya
adalah lingkungan dan keluarga. Banyak kasus yang terjadi yang mengorbankan
semua pihak tanpa memandang usia, jenis kelamian, dll.
Anak sebagai salah satu korban
sekaligus pelaku yang tidak jarang ditemui dalam implementasi sehari-hari.
Padahal anak adalah sebagai generasi penerus harus dijaga, dididik, dan diisi
fitrahnya dengan akhlak karimah, iman, dan amal saleh. Anak pada jaman sekarang
banyak yang menjadi korban dan pelaku dari etika, moral, dan akhlak yang buruk.
Hal ini harus dibenahi dan di wujudkan suatu akhlak karimah pada anak
khususnya, karena makalah ini membahas tentang pembentukan akhlak terpuji
kepada anak.
Tujuan
Makalah
ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Akhlak semester 1. Selain
itu, makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca secara
langsung atau tidak langsung.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pembentukan akhlak terpuji kepada anak?
2. Apa
faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak terpuji kepada anak?
3. Apa
dampak dari pembentukan akhlak terpuji kepada anak?
PEMBAHASAN
Kepribadian Anak
Anak adalah anugerah Allah SWT yang
menjadi amanah bagi orang tua yang harus dijaga, dididik, diisi fitrahnya
dengan akhlak karimah. Menurut Goleman (2002), cara orang tua memperlakukan anak-anaknya
akan memberikan akibat yang mendalam dan permanen pada kehidupan anak. Pasangan
yang berhasil dalam membantu anak –anak mereka mengalami perubahan emosi.
Pendidikan emosi ini dimulai pada saat awal dalam rentang kehidupan manusia,
yaitu pada masa bayi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
kesaksian yang ditemukan dapat dijelaskan bahwa umur anak dapat dibagi menjadi
0-2 tahun, 2-4 tahun, 4-6 tahun, dan seterusnya. Anak pada usia 6-7 tahun
memiliki hasrat untuk bersikap bijaksana, sopan, murah hati dalam kereralaan
mereka melihat dunia sebagaimana orang lain melihatnya, untuk mengalami dunia
melalui mata orang lain, dan untuk bertindak berdasarkan pengetahuan dengan
kelembutan hati.
Anak-anak
yang baik adalah anak-anak yang telah belajar menganggap serius gagasan dan
hasyrat untuk menjadi lebih baik, hidup sesuai dengan aturan, hormat kepada
orang lain, memiliki keterlibatan pikiran, hati, dan jiwa pada keluarga,
tetangga, dan bangsanya. Selain itu, mereka pun telah belajar bahwa masalah
kebaikan bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan sesuatu yang konkret dan
harus diungkapkan.
Faktor
yang mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua, secara
internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari individu itu sendiri,
biasanya berupa faktor genetis atau faktor bawaan sejak lahir yang merupakan
pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki orang tua atau bisa jadi
gabungan kedua orang tua. Misalnya,
sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah, bukan tidak mungkin
menurun pada anaknya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
individu tersebut, biasanya merupakan pengaruh dari lingkungan. Lingkungan
kelurga sangat memberikan pengaruh pada kepribadian seorang anak. Terutama dari
cara para orang tua mendidik dan membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai
orang tua sering kali tanpa diiringi pemahaman mendalam tentang kepribadian
anak. Levine(2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan berpengaruh
terhadap cara orang tua tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya yang
pada gilirannya juga akan memberi pengaruh terhadap kepribadian anak tersebut.
Ada sembilan tipe kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang juga
berpengaruh pada kepribadian anaknya, yaitu penasihat moral, penolong,
pengatur, pemimpi, pengamat, pencemas, penghibur, pelindung, dan pendamai.
Perkembangan
pribadi anak berlangsung dalam tiga fase :
1. Mulai
perkembangan itu sampai dengan umur 5 tahunan, merupakan inti dari penghargaan
diri dan sikap mengenai aturan yang diterjemahkan dalam bentuk gambaran diri
adalah diarahkan kepada apa yang diharapkan oleh tokoh-tokoh terdekat yang
menguasainya.
2. Masa
anak-anak dan masa remaja, merupakan masa diarahkan pada persoalan hubungan
dengan teman sebayanya. Pada masa ini mereka mengembangkan penghargaanya
terhadap harapan orang lain serta menaruh perhatian terhadap perilaku jujur,
keadilan, dan membalas jasa orang lain.
3. Masa
dewasa, pada masa ini masa dimana individu tersebut menentukan corak
kepribadian dengan cara mengembangkan
tujuan hidupnya, dan merencanakan strategi hidupnya.
Akhlak Terpuji
Kedudukan akhlak dalam kehidupan
manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun
sebagai masyarakat dan bangsa. Seseorang yang berakhlak mulia, selalu
melaksanakan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak yang harus diberikan kepada
yang berhak.
Akhlak
ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang.
Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini
seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang
terhadap aqidah dan syariah. “Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang
paling luhur aqidahnya.”(HR.Tirmidi). “Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji
itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-baik manusia
keislamannya adalah yang paling baik akhlaknya.”(HR.Thabrani, Ahmad dan Abu
Ya’la)
Adapun terpuji
menurut agama Islam adalah sesuatu yang oleh syariat Islam dinyatakan baik dan
dipuji oleh Allah dan RasulNya. Setidaknya menurut syariat dhohir agama Islam,
bahwa pelaksanaan aktivitas tertentu itu adalah sesuai atau minimal tidak
bertentangan dengan apa yang dipraktekkan oleh Rasulullah SAW dan para
sahabatnya. Tetapi yang lebih penting dalam rangka peningkatan akhlak sebagai
seorang mukmin, maka yang disebut terpuji ini adalah terpuji yang memenuhi
standart syariat bathin dari agama Islam yang disebut dengan ihsan. Ihsan
sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW : “Sesuatu aktivitas yang kita sebagai
presentasi menghambaan kita kepada Allah yang seolah-olah kita melihat Allah,
Allah hudhur dihadapan kita, kita betul-betul dalam keadaan dialogis dengan
Allah dalam setiap peribadatan kita, kalau tidak bisa seperti itu, maka minimal
kita seakan-akan kita dipatau oleh Allah”. Kalau seseorang sudah bisa
berbuat betul-betul dalam kondisi seolah-olah berhadapan dengan Allah, maka
inilah yang disebut dengan seorang muhsin (baik menurut Allah) dan inilah
kebaikan yang mutlak.
Ada satu contoh
akhlak terpuji yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
mulyakanlah tamunya”. jadi bentuk penghormatan kepada tamu, yang menjadi
cermin dari citra diri seseorang. Jika setiap tamu tahu dan bersaksi bahwa ada
orang yang ahli hormat tamu, maka berarti dia telah melaksanakan akhlak yang
terpuji menurut Rasulullah SAW. “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaknya berbuat baik kepada tetangganya”. Ini juga
merupakan citra diri. Tetangga akan bersaksi bahwa seseorang merupakan tetangga
yang baik dan menghormati mereka maka dia telah memiliki akhlak yang mulia yang
berupa perbuatan baik kepada tetangga. “Dan barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata baik atau kalau tidak bisa
hendaknya diam”. Khair adalah meliputi perbuatan baik dan benar. Sehingga
kalau seseorang disaksikan masyarakat bahwa dia adalah ahli berkata jujur dan
benar dan ahli menyenangkan orang, maka dia telah memiliki akhlak yang terpuji.
Contoh akhlak terpuji : sabar, sedekah, tawakal, ikhlas, dll.
Proses Pembentukan Akhlak
Terhadap Anak
Untuk
membentuk kepribadian anak perlu dilakukan proses terhadap etika, moral, dan
akhlak, diantaranya :
1. Cara
mendidik anak, dengan mengajarkan ukhwuyah islamiyah sesuai dengan yang
diajarkan Rasulullah SAW.
2. Membangun
kepribadian anak sesuai dengan sifat aslinya, kemudian menyisihkan hal-hal yang
cenderung negatif dan merubahnya ke hal yang positif.
3. Memberikan
contoh teladan yang memberikan pengaruh mental anak, baik berupak perkataan,
perbuatan, sikap, dan tingkah laku.
4. Mengaplikasikan
akhak-akhlak terpuji dalam lembaga-lembaga formal maupun informal dalam
pendidikan, seperti memasukkan pelajaran akhlak kepada peserta didik.
5. Memberikan
pemahaman antara akhlak terpuji dengan akhlak tercela.
Peran
orang tua dalam pembinaan etika, moral, dan akhlak, karena akhlak anak pertama
kali dibentuk di lingkungan rumah tangga. Karenanya akhlak yang diberikan
pertama itu mempunyai kekuatan yang sukar dihilangkan.
Bagaimana
seseorang bersikap, bagaimana cara berbicara, gerak gerik tata cara dalam
kegiatan sehari-hari , cara makan, cara bertanya dan menjawab, cara dan sikap
terhadap orang lain, orang yang lebih tua atau yang sebaya dan yang lebih muda
semuanya akan mengikuti pola yang dicontohkan oleh oang tuanya. Layaknya sebuah
peribahasa bahwa buah jatuh tidak jah dari pohonnya, segala hal yang ada pada
seorang anak tidak jauh dengan orang tuanya.
Dampak Pembentukan
Akhlak Terhadap Anak
Akhlak
yang tertanam pada anak akan memberikan dampak yang positif dan negatif. Dampak
positifnya kepribadian anak menjadi matang untuk menjadi generasi penerus yang
berkualitas dan dapat memposisikan dirinya berada, anak dapat mengendalikan
kecerdasannya, ukhwuyah islam tertanam dalam diri anak, anak juga dapat
mengerti mana yang baik dan mana yang buruk.
Jika
anak dibentuk dari akhlak-akhlak tercela akan membentuk kepribadian yang buruk
pula, akhlak terpuji sesuai dengan ajaran Rasulullah yang diberikan kepada anak
tidak akan memunculkan dampak negatig dan tergantung cara individu serta proses
pembentukannya.
KESIMPULAN
Dengan
ilmu akhlak diharapkan dapat membentuk suatu akhlakul karimah, serta mengetahui
mana yang benar dan mana yang salah. Anak sebagai generasi bangsa perlu
dibangun moral, etika dan akhlak. Pembentukan akhlak terpuji sesuai dengan yang
diajarkan Rasulullah SAW amatlah penting bagi perkembangan jiwa dan kepribadian
anak.
Orang
tua mempunyai kewajiban kepada anak dengan mewariskan sifat-sifat baik dan
mendidik anak sesuai ukhwuyah islam. Tidak hanya keluarga yang mempunyai peran
membentuk akhlak pada anak, lingkungan juga mempengaruhi. Oleh karena itu,
dalam pemenbentukan akhlak terhadap anak perlu didukung oleh segala pihak
DAFTAR
PUSTAKA
Djatnika,
Rachmat. 1985. Sistem Etika Islami
(Akhlak Mulia). Surabaya: Penerbit Mustaka Islam.
Sjarkawi.
2006. Pembentukan Kepibadian Anak. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Sunday, January 06, 2013
|
Labels:
akhlak tasawuf,
pendidikan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2013
(39)
-
▼
January
(31)
- Manusia dan Optimisme
- PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSA...
- Agama Dan Lingkungan
- Teori dan Studi Kepemimpinan
- Kepemimpinan Umar bin Khattab Khalifah Ke-Dua (634...
- Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
- HUBUNGAN SYARI’AH & TASAWUF
- HAKEKAT PEMBINAAN AKHLAK TASAWUF
- KOMPONEN AKHLAK TASAWUF
- LATAR BELAKANG TIMBULNYA STUDI TENTANG AKHLAK TAS...
- SUMBER-SUMBER AKHLAK TASAWUF
- PEMBAHASAN TASAWUF
- PEMBAHASAN AKHLAK
- Pentingnya Akhlak
- Akhlak Di Kampus Menurut Agama, Etika, dan Budaya
- PEMBENTUKAN AKHLAK TERPUJI KEPADA ANAK
- Pendidikan Karakter
- Makalah Intelegensi
- PENDIDIKAN MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
- HADIS DAN PENGERTIANNYA
- Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
- KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH IBTID...
- Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang STANDAR PRO...
- Pengelolaan Pendidikan Taman Kanak-kanak
- PANDUAN KELOMPOK MATA PELAJARAN AGAMA DAN AKHLAK M...
- MANUSIA PARIPURNA
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
- Makalah Rasa Agama
- Akhlak
- ADMINISTRASI KURIKULUM
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
-
▼
January
(31)
0 comments:
Post a Comment