Pengelolaan Pendidikan Taman Kanak-kanak
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan perlu dimulai sejak dini, terlebih untuk
mengejar ketertinggalan kita memasuki era
glob alisasi, terutama masalah kualitas sumber daya manusia. Melalui
pendidikan usia dini dapat di bangun pilar-pilar sumber daya manusia mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari
negara lain. Pendidikan Taman Kanak-
Kanak membantu membentuk generasi muda yang handal. Taman Kanak-Kanak merupakan bentuk pendidikan prasekolah
yang menyediakan program pendidikan dini untuk mempersiapkan anak memasuki
pendidikan Sekolah Dasar.
Kebijakan pendidikan nasional belum
memberikan isyarat bahwa pengelolaan TK disejajarkan dengan pengelolaan SD
dimana semua kebutuhan material dan personilnya dipenuhi oleh pemerintah.
Untunglah masyarakat Indonesia pada umumnya,
terutama melalui yayasan-yayasan pendidikan swasta dan organisasi wanita sebagai salah satu tripusat pendidikan,
menyelenggarakan pendidikan yakni dengan berdirinya berbagai TK di
seluruh pelosok tanah air, dimana TK negeri hanya
1 % dari jumlah TK (data Kantor Pendidikan dan Pengajaran Yogyakarta tahun 2003), sehingga 99% TK selebihnya adalah
tanggung jawab swasta.
Terlepas dari sikap masyarakat yang
terlampau berharap banyak pada sekolah, lembaga-lembaga
pendidikan dan atau pengasuhan anak usia dini memiliki tujuan yang sangat beragam, serta tergantung pada nilai budaya
masyarakat setempat. Di Amerika Serikat,
seperti ditegaskan Papalia dan Olds (1998:213), lembaga
pendidikan prasekolah yang dianggap baik adalah yang dapat
merangsang perkembangan anak dalam seluruh aspek,
baik jasmaniah, sosial, emosional, maupun intelektual,
melalui interaksi aktif dengan para guru, anak-anak yang lain, dan juga
melalui bahan-bahan belajar yang telah dipilih secara tepat (Goals of preschool education vary according to the values
of the culture. In the United States,
a good preschool is concidered to be one that stimulates children’s development
in all domain- physical, social, emotional,and cognitive – through active interaction with teachers, other children,
and carefully chosen materials ).
Papalia dan Olds menyimpulkan bahwa
peranan terpenting pendidikan prasekolah itu
adalah membuat anak-anak menganggap bahwa sekolah itu menyenangkan, bahwa belajar itu memberikan kepuasan, dan mereka merasa mempunyai kemampuan (Perhaps preschool’s most important
contribution is to make children feel that school is fun,
that learning is satisfying, and they are competent).
Untuk menjadikan lembaga pendidikan
(pengasuhan) anak usia dini memiliki ciri-ciri
positif seperti yang disebutkan Papalia dan Olds tersebut, tentu memerlukan pengelolaan yang baik, sebab dengan pengelolaan
yang cermat merupakan hal esensial untuk mencapai
keberhasilan program pendidikan anak usia dini “Thoughful planning
and administration are essential to the succes of early childhood programs” – (Decker dan Decker, 1998 : v).
Memperhatikan pentingnya peranan yang
demikian besar tersebut, maka kualitas atau mutu
taman kanak-kanak harus baik. Pendidikan yang bermutu dapat diukur dengan indikator mutu pendidikan. Menurut
Departemen Pendidikan Nasional (2002 : 98) terdapat
tujuh indikator untuk mengetahui mutu pendidikan yaitu : (1) persentase guru layak mengajar; (2) persentase kesesuaian
guru mengajar dengan ijasah yang dimiliki; (3) persentase ruang kelas baik; (4)
persentase keberadaan fasilitas sekolah; (5) angka
lulusan; (6) angka mengulang; dan (7) angka putus
sekolah.
Pendidikan Nasional pada saat ini masih dihadapkan pada
beberapa permasalahan yaitu :
“(1) masih rendahnya pemerataan
memperoleh pendidikan, (2) masih
rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan (3) masih lemahnya
manajemen pendidikan, disamping belum terwujudnya kemandirian dan
rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan (3) masih lemahnya
manajemen pendidikan, disamping belum terwujudnya kemandirian dan
keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan
akademisi” (http ://www.pdk.go.id/program.htm).
Bertitik tolak dari uraian di atas,
maka penelitian ini mencoba mencari tahu bagaimana staf TK (kepala sekolah dan
guru) di Taman Kanak-Kanak Primagama dalam
mengelola TK – nya. Lebih lanjut dengan diketahuinya kegiatan guru , akan terungkap lebih mendalam tentang faktor pendorong dan
penghambat dalam pelaksanaan pengelolaan lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak,
sehingga akan dapat diketahui mengapa hal itu
terjadi.
Penelitian ini menitik beratkan
kepada kegiatan guru dan kepala sekolah (baik yang tidak berlatar belakang
pendidikan guru TK maupun yang berkualifikasi guru TK) pada Taman Kanak-Kanak Negeri 2 Sleman, dalam melaksanakan pengelolaan TK.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas
masalah yang muncul dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Masih terdapatnya guru yang kualifikasinya belum sesuai
(tidak berpendidikan guru TK), sehingga kemampuan mereka dalam mengelola
pendidikan TK masih kurang, baik dalam
merencanakan, melaksanakan maupun mengawasi mengevaluasi program pendidikan TK.
2. Yang tidak kalah pentingnya adalah masalah sarana
prasarana yang digunakan dalam penyelenggaran
pendidikan TK. Banyak diantara TK tersebut fasilitas atau sarana / prasarana
kurang memadai.
3. Belum semua TK melaksanakan kegiatan humas demi kemajuan
lembaganya, padahal untuk memperoleh siswa dan
dukungan masyarakat perlu ada kegiatan humas,
diharapkan dengan kegiatan humas tersebut masyarakat luas akan mengetahui kondisi TK yang bersangkutan
4. Masih terdapat program kegiatan belajar yang belum sesuai
dengan program kegiatan belajar TK
5.
Dana yang diperoleh oleh TK sangat
minim.
6. Perencanaan program pendidikan TK diduga belum terlaksana
sebagaimana mestinya.
7.
Belum semua program yang direncanakan
dapat terlaksana dengan baik
8.
Pengawasan yang dilaksanakan belum
menyentuh semua aspek
Semua permasalahan tersebut muncul dalam kaitannya untuk
mengetahui bagaimana pengelolaan
penyelenggaraan pendidikan TK di Taman Kanak-Kanak Negeri 2 Sleman , sehingga kemajuan yang sudah
dicapai dapat dip ertahankan bahkan semakin meningkat.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari beberapa masalah yang telah
diidentifikasi di atas, permasalahan penelitian
ini adalah tentang pengelolaan pendidikan TK, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan program kegiatan belajar, siswa,
pegawai, sarana /prasarana, uang dan humas di TK
Negeri 2 Sleman ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan program kegiatan belajar, siswa,
pegawai, sarana /prasarana, uang dan humas di TK Negeri 2 Sleman ?
3. Bagaimanakah pengawasan terhadap program kegiatan belajar,
siswa, pegawai, sarana /prasarana, uang dan
humas di TK Negeri 2 Sleman ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai
dengan permasalahan yang diajukan , maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh gambaran yang jelas bagaimanakah perencanaan
program kegiatan belajar, siswa, pegawai,
sarana /prasarana, uang dan humas di TK Negeri 2 Sleman ?
2. Mendapatkan informasi yang mendalam bagaimanakah
pelaksanaan program kegiatan belajar, siswa,
pegawai, sarana /prasarana, uang dan humas di TK Negeri 2 Sleman ?
3. Mendapatkan deskripsi yang lebih luas bagaimanakah
pengawasan terhadap program kegiatan belajar, siswa,
pegawai, sarana /prasarana, uang dan humas di TK Negeri 2
Sleman ?
E. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk :
1. Sebagai konfirmasi tentang efektif tidaknya pengelolaan
yang dilakukan oleh guru-guru TK Negeri 2 Sleman.
2.
Sebagai informasi berdasarkan data dan fakta mengenai keberhasilan guru
TK Primagama
dalam mengelola lembaga pendidikan untuk dapat dijadikan model TK lain dalam
memajukan lembaganya.
3.
Sebagai feedback mengenai kekurangan dan kelebihan pihak TK agar menjadi
lebih
baik di masa mendatang.
F. KAJIAN PUSTAKA
Taman Kanak-Kanak
Pendidikan
pra sekolah adalah pendidikan yang dip eruntukkan membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga
sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan
sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah (PP RI no 27 tahun 1990 bab 1 pasal
1 ). Dalam pasal selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan pra sekolah bukan merupakan
persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Syamsuar Muchtar (1987 : 2) bahwa
pendidikan pra sekolah yang diwujudkan sebagai taman kanak-kanak pada hakekatnya adalah temp at anak bermain sambil
belajar atau belajar sambil bermain,
bukan usaha percepatan pengajaran bahan sekolah dasar.
Pengelolaan
Pengelolaan
diambil dari bahasa Inggris yaitu management yang diartikan pengelolaan atau
manajemen. Winarno (1978) mengatakan pengelolaan adalah sub stansi dari
mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari
menyusun data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan
pengawasan dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya, bahwa pengelolaan
menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan
peningkatan pengelolaan selanjutnya. Pidarta (1988) mengemukakan bahwa
manajemen mengandung pengertian mengelola. Hal ini menunjukkan bahwa
pengelolaan mengandung pengertian sama dengan manajemen.
Berdasarkan
berbagai definisi di atas dapat ditegaskan bahwa administrasi / pengelolaan
pendidikan itu pada dasarnya merupakan proses kerjasama dalam penyelenggaraan
pendidikan dengan mendayagunakan semua komponen, baik berupa manusia, uang, kurikulum, sarana dan
humas maupun material lainnya
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pendayagunaannya
melalui kegiatan-kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Jadi pada setiap komponen baik siswa, pegawai, kurikulum, sarana prasarana dan humas terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Berdasarkan berbagai definisi di
atas dapat ditegaskan bahwa administrasi / pengelolaan pendidikan adalah pengelolaan yang dilakukan dengan dan
melalui sumberdaya manusia untuk mencapai
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Dua hal yang merupakan inti dari pengelolaan pendidikan/ manajemen pendidikan
adalah aspek dan fungsi. Manajemen dipandang sebagai aspek, meliputi kurikulum, siswa, pegawai, biaya, sarana
dan prasarana, tata usaha, organisasi,
dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Manajemen dipandang sebagai fungsi meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan /pengendalian.
Dengan pola pemikiran manajemen TK yang meliputi aspek dan
fungsi seperti tersebut diatas, maka
manajemen TK meliputi semua semua fungsi yang ditetapkan pada semua aspek TK. Artinya TK menerapkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan/pengendalian pada
semua aspek TK yang terdiri dari
kurikulum (PKB), siswa, pegawai, sarana dan prasarana, biaya dan hubungan TK dengan masyarakat.
3. Perencanaan Taman Kanak-Kanak
Perencanaan adalah proses dasar dari
suatu kegiatan pengelolaan sebelum memutuskan untuk
melaksanakan suatu aktivitas. Menurut Yurmaini dalam Suharsimi Arikunto (1989 : 9) perencanaan adalah suatu proses
mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan di masa
yang akan datang yang diarahkan kepada
tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Perencanaan ini menyangkut apa yang akan
dilaksanakan, kapan dilaksanakannya,
oleh siapa, di mana dan bagaimana dilaksanakanya. Sehingga perencanaan merupakan syarat mutlak dalam suatu
kegiatan pengelolaan. Mengenai
perencanaan ini Aswarni Sudjud dkk (1989:8) menyebutkan sebagai berikut :
Kegiatan menentukan apa yang akan
dilakukan dimasa datang, untuk apa hal itu
dilaksanakan
(tujuan ), siapa yang akan melakukannya (pelaksana), kapan hal
itu akan dilaksanakan (waktu), dimana hal itu akan dilakukan (forum, temp at),
itu akan dilaksanakan (waktu), dimana hal itu akan dilakukan (forum, temp at),
bagaimana
akan melakukannya (cara , metode) dan mengapa semua itu dilakukan.
Bekerja tanpa rencana ibarat
melamun sepanjang masa. Akibatnya tentu dapat
diramalkan, hasilnya tidak menentu dan biaya yang dikeluarkan tidak terkontrol. Dengan adanya perencanaan maka akan
diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. menghasilkan
rencana yang dapat dijadikan kerangka kerja dan pedoman penyelesaian
2. rencana
menentukan proses yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
3. dengan adanya rencana
setiap langkah dapat diukur atau dibandingkan dengan
hasil yang seharusnya dicapai
4. mencegah
pemborosan uang, tenaga dan waktu
5. mempersempit
kemungkinan timbulnya gangguan atau hambatan Oleh karena
rencana itu akan dijadikan pedoman bekerja, maka harus memenuhi
persyaratan-persyaratan antara lain :
1. perencanaan
harus dijabarkan dari tujuan yang telah ditetapkan dan dirumuskan
secara jelas
2. perencanaan
tidak perlu muluk-muluk, tetapi sederhana saja, realistik, praktis
hingga dapat dilaksanakan
3. dijabarkan
secara terperinci, memuat uraian kegiatan dan urutan atau rangkaian
tindakan
4. memiliki
fleksibilitas, sehingga memungkinkan untuk dimodifikasikan
5. ada
petunjuk mengenai urgensi dan atau tingkat kepentingan untuk bagian bidang atau kegiatan
6. disusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan segala
sumber yang ada sehingga efisien dalam tenaga, biaya dan wktu
7. diusahakan
agar tidak terdapat duplikasi pelaksanaan.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada
masa yang akan datang. Keberhasilan perencanaan sangat menunjang
keberhasilan kegiatan menejemen secara keseluruhan
Taman Kanak-Kanak sebagai lembaga
pendidikan seharusnya memiliki rencana yang
akan dicapai dalam jangka panjang ( rencana strategis ) yang
dijadikan acuan dalam rencana operasional. Dalam rencana ini wawasan masa
depan (visi) dijadikan pemandu bagi rumusan misi
sekolah. Dengan kata lain, wawasan masa depan
(visi sekolah) adalah gambaran masa depan yang dicitacitakan oleh sekolah. Adapun misi sekolah adalah tindakan untuk merealisasikan visi. Visi dan misi dijadikan acuan dalam
merumuskan tujuan sekolah, yang merumuskan rumusan
hasil yang diharapkan oleh sekolah. Kegiatan sekolah idealnya dilakukan
berdasarkan atas tujuan sekolah yang dirumuskan
secara jelas. Kriteria utama keunggulan sekolah adalah sejauh mana warga sekolah memahami dan menyadari visi, misi
dan tujuan sekolah dan sejauh mana
tujuan itu dicapai. Tujuan yang dirumuskan berdasarkan visi dan misi sekolah ini selanjutnya dijadikan acuan dalam
penyusunan rencana operasional yang
bersifat lebih rinci dan lebih operasional pada semua komponen baik pegawai, siswa, kurikulum, biaya,
sarana dan prasarana serta humas
Perencanaan sangat perlu dilakukan
oleh pihak – pihak yang akan melaksanakan suatu
hal, tidak terkecuali lembaga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan.
Dalam konteks lembaga pendidikan
berupa sekolah taman kanak - kanak, perencanaan yang
dilakukan pada umumnya menggunakan pendekatan kebutuhan sosial dan cost effectiveness. Pendekatan kebutuhan sosial merupakan
pendekatan yang menitikberatkan pada tujuan pendidikan yang mengandung misi pemerataan kesempatan mengikuti
pendidikan (Husaini Usman, 2004 :
64). Pendidikan taman kanak – kanak selaku pendidikan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik baik aspek jasmani maupun
rohani dalam hal ini memperkenalkan mereka pada konsep diri dan bagaimana menyesuaikan diri dengan masyarakat,
merupakan kebutuhan masyarakat. Terlebih dengan makin tingginya
kesadaran masyarakat secara umum, dan
orangtua secara khusus untuk memberikan asupan pendidikan secara dini pada anak – anaknya agar siap baik
jasmani maupun rohani ketika memasuki
sekolah dasar. Adapun pendekatan cost effectiveness merupakan pendekatan yang memfokuskan pemanfaatan biaya
secermat – cermatnya untuk mendapatkan
hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Husaini Usman, 2004 : 68).
Artinya, suatu penyelenggaraan pendidikan
diadakan dengan harapan dapat memberikan keuntungan yang
relatif baik bagi penyelenggara maupun peserta
didik. Sekolah taman kanak – kanak di Indonesia
sebagian besar merupakan lembaga milik non – pemerintah, yang artinya ia harus mampu mendanai sendiri segala kegiatannya, tanpa mengabaikan
adanya keuntungan bagi lembaga bersangkutan. Adapun bagi sekolah taman kanak – kanak negeri, pendanaan
sebagian besar berasal dari pemerintah,
meskipun demikian bukan berarti pengelola tidak memikirkan masalah keuntungan baik dari segi finansial
maupun non finansial. Masalah kesejahteraan guru yang belum dapat
dipenuhi pemerintah masih merupakan aspek
yang harus disentuh, sehingga sekolah taman kanak – kanak negeri selaku lembaga yang dinaungi pemerintah pun masih
tetap memperhatikan segi keuntungan
dari penyelenggaraan pendidikannya.
4. Pelaksanaan Taman Kanak-Kanak
Sekolah merupakan satuan dan jenis
lembaga pendidikan yang secara legal diakui oleh
publik. Sebagai lembaga legal yang diakui oleh publik, sekolah harus memiliki sejumlah dokumen legal dan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh
sekolah yang bersangkutan. Dokumen-dokumen legal dan persyaratan yang dimaksud diperoleh dari pemerintah daerah, antara lain
SK pendirian seko lah, status sekolah dan
dokumen-dokumen terkait lainnya. Untuk memperoleh dokumen legal yang dimaksud,
tentunya sekolah harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
Sekolah memerlukan lingkungan belajar yang aman, tertib,
teratur, dan nyaman sehingga proses belajar
dapat berlangsung secara efektif. Untuk mencapai hal itu, sekolah harus diatur dan dioperasikan berdasarkan
ketentuanketentuan (regulasi
sekolah) yang mampu menjamin ketertiban, keadilan, dan kepastian. Regulasi sekolah memiliki dua sifat,
yaitu yuridis dan normative. Regulasi sekolah yang bersifat yuridis diwujudkan
dalam bentuk ketentuanketentuan(peraturan)
sekolah yang bersumber pada peraturan perundangundangan yang berlaku.
Kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, kerja manual, dan ketentuan yuridis sekolah adalah contoh regulasi sekolah. Sedang
regulasi eskolah yang bersifat
normative diwujudkan dalam bentuk pedoman tata krama dan tata tertib sekolah. Pelanggaran regulasi
harus dikenai sangsi yang diatur sekolah
dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Agar pencapaian tujuan dapat tuntas dan pendayagunaan
sumber dapat maksimal, maka uraian kegiatan yang telah dijabarkan dalam
perencanaan disusun atau dikelompokkan dalam
bidang atau unit tertentu yang ditangani oleh orang yang menguasai
masalahnya. Pengelompokkan atau pembidangan dan pembagian tugas inilah yang
melahirkan kesatuan-kesatuan kecil yang membentuk
satu kesatuan besar yang lebih dikenal dengan nama struktur organisasi. Dengan adanya pembagian tugas atau
pembidangan tersebut diharapkan pertama
antara bidang yang satu dengan bidang yang lain dapat diketahui batas-batasnya, kedua dengan
penugasan yang jelas terhadap orangorangnya masing-masing mengetahui
wewenang dan kewajibannya, ketiga dengan digambarkannya unit-unit
kegiatan dalam sebuah struktur organisasi dapat
diketahui hubungan vertikal dan horisontal.
Agar tujuan usaha bersama dapat tercapai dalam tatakerja
yang baik, maka sebuah organisasi harus memenuhi
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. memiliki tujuan yang jelas yang dipahami dan diterima oleh
seluruh anggota, sehingga dalam organisasi
tersebut hanya terdapat satu kesatuan arah
2. pembuatan struktur organisasi harus menggambarkan adanya
satu perintah, adanya keseimbangan tugas, wewenang
dan tanggungjawab
3. struktur organisasi harus ederhana agar mempermudah jalur
dan tidak terlalu banyak orang yang terlibat
dalam tanggungjawab
4. semua kegiatan terbagi habis sehingga tidak satupun
kegiatan yang tidak tertangani, sebaliknya tidak ada
satu kegiatan yang mendapat penganganan rangkap
Program Taman Kanak-kanak akan
berjalan lancar, terorganisir, tersatukan dan terkoordinir secara konsisten jika didukung oleh orgainisasi sekolah
yang cepat tanggap terhadap keutuhan sekolah. Oleh karena
itu sekolah perlu diorganisasikan secara tersistem
sehingga memiliki struktur hirarkis yang terkoordinir
secara rapi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bersumber pada
pengertian tersebut maka TK dapat dianggap sebagai organisasi yang memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu adanya :
(1) filosofi dan tujuan bersama, (2) struktur organisasi yang disertai
pemabagian kerja (tugas dan fungsi) yang jelas dan menempatkan orang yang
memiliki kemampuan dan kesanggupan dibidang
kerjanya, (3) hirarki otoritas yang
memberikan rantai komando, (4) kewenangan yang disertai tanggung ajawab,
(5) koordinasi upaya yang dilakukan secara sadar, (6) aturan, prosedur, dan mekanisme kerja yang konsisten untuk menjamin
standar kerja, kepastian, keadilan
dan kemanfaatan kerja, dan (7) hubungan (relationship) structural dan fungsional yang diatur secara hirarkis.
Pengorganisasian sekolah yang
dilakukan secara cermat, yang ditampilkan dalam bentuk struktur organisasi, akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemanfaatan sumber daya manusia di sekolah. Selain itu, dengan adanya kejelasan siapa mengerjakan apa dan siapa
melapor kepada siapa, struktur
organisasi sekolah yang baik akan mampu menerjemahkan strategi ke dalam operasi
yang produktif.
Struktur organisasi yang baik akan mampu menampilkan
setidaknya tiga hal: pertama, mereduksi
ketidakpastian internal dan eksternal sekolah ; kedua memampukan sekolah untuk melalukan
jenis –jenis kegiatan / aktivitas melalui cara-cara seperti misalnya departementalisasi, spesialisasi, pembagian
kerja, dan pendelegasian kewenangan; dan ketiga bisa menjaga semua
kegiatan sekolah tetap terkoordinasi untuk
mencapai tujuan, dan tetap memiliki fokus meskipun dihadapkan pada
keanekaragaman situasi.
5. Pengawasan Taman
Kanak-Kanak
Pengawasan pada hakekatnya merupakan
usaha untuk memberikan petunjuk pada para pelaksana
agar mereka seelalu bertindak sesuai dengan rencana (Reksohadiprojo, 2000: 65). Pengawasan sering juga disebut
kontrol, penilaian, penilikan, monitoring, sup
ervisi dan sebagainya. Aktivitas ini menurut Ngalim
Purwanto adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sejauh mana pelaksanaan yang telah dilakukan dalam proses keseluruan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau
program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
(1991: 22). Adapun menurut Robins (1976:413)
evaluasi didefinisikan sebagai berikut :
Evaluation
can be define as the process if monitoring activities to determine whether
individual units and the organization itself are obtain and utilizing ther resources
effectivile and efficiently so as to accomplish there objectives, and where
this is not being achieved, implementing corrective action.
Arti kutiapan di atas adalah penilaian sebagai proses
monitoring aktivitas untuk menentukan apakah individu atau organisasi
memperoleh dan mempergunakan sumber-sumbernya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya dan bila ini tidak
terpenuhi akan diadakan kegiatan perbaikan.
Tujuan utama pengawasan adalah agar
dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan
menghindarkan terjadinya penyelewengan. Oleh karena itu pengawasan dapat diartikan sebagai pengendalian.
Dari uraian di atas dapat diketahui
bahwa pengawasan itu perlu dilakukan agar jalannya
pelaksanaan kerja dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan agar tidak
terjadi penyelewengan atau penyimpangan, atau kalau sudah terjadi, tidak berlarut-larut. Menurut Mulyani A. Nurhadi (1983 :
9) pengawasan yang disebutkan sebagai kontrol
bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan kerja yang sudah dilaksanakan dan tingkat efisiensi penggunaan komponen, yang jika hal itu dilaksanakan dalam pendidikan,
melihat efisiensi penggunaan komponen pendidikan dan juga komponen lain yang
menyertainya dalam proses pendidikan. Jelasnya,
kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah strategi, metode dan tehnik yang telah ditetapkan dalam perencanaan
sudah cukup cocok dengan langkah pencapaian tujuan
dan resiko yang sekecilkecilnya.
Agar kegiatan pengawasan berhasil
dengan baik, maka harus memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
1. pengawasan tidak boleh dilakukan sebagai pekerjaan
mata-mata tetapi harus terbuka, terang-terangan
2. dilakukan
terhadap semua bawahan, tidak pilih-pilih
3. harus
obyektif, tidak disertai rasa sentimen pribadi
4. dilakukan bukan hanya dengan pengamatan melalui mata,
tetapi juga dengan indera-indera yang lain
5. dilakukan
di segala tempat dan setiap waktu
6. menggunakan catatan secermat mungkin agar data yang
terkumpul dapat lengkap, hal ini penting untuk
menghindari subyektivitas
7. jika
ternyata diketemukan penyimpangan, harus segera di tangani
Secara singkat pengawasan adalah
proses pengendalian performansi organisasi agar
tidak menyimpang dari tujuan, program, pro sedur, aturan-aturan dan prinsip-prinsip organisasi. Hal itu mengisyaratkan
bahwa sebelum
dilakukan pengawasan, dalam organisasi itu telah ditetapkan tujuan,
program, pro sedur, dan aturan yang akan
diterapkan.Dengan demikian perencanaan itu merupkan dasar pengawasan, demikian pula hasil pengawasan merupakan masukan bagi perencanaan berikutnya.
Pengawasan merupakan salah satu
fungsi penting dalam menejemen taman Kanak-Kanak.
Dalam pelaksanaan pengawasan ini terkandung pula monitoring yang lebih berkonotasi melihat apakah semua kegiatan
berjalan lancar dan semua sumber daya dimanfaatkan
secara optimal, efektif dan efisien. Pengawasan
dilakukan secara berkala dan tepat sasaran sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perbaikan . Pengawasan dan
pengendalian mutu di TK dilaksanakan secara internal
dan eksternal, serta transparan dengan prinsip akuntabilitas public
Evaluasi pelaksanaan program TK dilakukan untuk mengetahui
tingkat efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kurilukum dan penilaian kinerja Tk sebagai satu kesatuan
secara menyeluruh. Penilaian TK dapat
bersifat local ( TK sendiri/ self assessment, pemerintah daerah),
bersifat nasional (pemerintah pusat)
sesuai dengan tujuan dan ruang lingkupnya. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan diadakannya pegawasan atau pengendalian adalah untuk menjamin kinerja yang
dicapai apakah memang sudah sesuai dengan rencana atau tujuan dari
sebuah lembaga atau organisasi. Jadi dalan
hal ini akan dibandingkan antara kinerja aktual dengan kinerja yang ditetapkan ( kinerja standar)
6. Ruang
Lingkup Pengelolaan Taman Kanak-kanak.
Dimuka telah ditegaskan bahwa administrasi / pengelolaan
pendidikan adalah pengelolaan yang dilakukan dengan dan melalui
sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
sekolah secara efektif dan efisien. Dua hal yang merupakan inti dari pengelolaan pendidikan/ manajemen pendidikan adalah aspek dan fungsi. Manajemen dip andang sebagai
aspek, meliputi kurikulum, siswa,
pegawai, biaya, sarana dan prasarana, tata usaha, organisasi, dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Manajemen dip
andang sebagai fungsi meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan /pengendalian.
7. Ruang Lingkup Pengelolaan Taman Kanak-kanak
Komponen Taman Kanak-kanak sebagai
sebuah institusional atau sistem sosial sama halnya
komponen-komponen sistem satuan pendidikan lainnya seperti Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Perbedaanya hanya terletak pada istilah-istilah yang digunakan. Komponen –komponen sistem pendidikan pada umumnya mencakup
enam hal, yaitu :
1.
Kurikulum yang
merupakan keseluruhan program pengalaman belajar yang dipersiapkan untuk peserta didik. Pada pendidikan Taman Kanak-kanak kurikulum tersebut disebut dengan istileh Program Kegiatan
belajar (PKB).
2.
Murid, selaku
subyek didik. Murid ini merupakan raw input yang akan dididik sesuai dengan program kegiatan belajar yang telah dikembangkan.
3.
Personel, seperti kepala Taman
Kanak-kanak, guru dan pesuruhnya
4.
Dana atau uang, yang
dipersiapkan untuk pengadaan, pemeliharaan, dan pembinaan komponen-komponen lainnya
5.
Sarana dan prasarana
yang digunakan untuk melaksanakan program kegiatan belajar. Sarana dan prasarana di sini bisa berupa gedung,
perabot, halaman, dan sarana bermain murid
6.
Lingkungan
masyarakat, seperti keadaan sosial ekonomi, budaya, dan dan ideologi orang tua
murid, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat pada umumnya.
Semua komponen tersebut di atas
harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
itu ruang lingkup pengelolaan pendidikan Taman Kanak-kanak itu meliputi : (1) pengelolaan kurikulum atau pengelolaan
program kegiatan belajar, (2) pengelolaan kesiswaan,
(3) pengelolaan kepegawaian, (4) pengelolaan sarana
dan prasarana, (5) pengelolaan keuangan, dan (6) pengelolaan hubungan dengan masyarakat.
G. KERANGKA PIKIR
Tujuan administrasi penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak agar
sistem pendidikan Taman Kanak-kanak dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Sistem
pendidikan Taman Kanak-Kanak dapat dikatakan telah berlangsung secara efektif apabila program kegiatan belajar yang berlangsung
didalamnya berfungsi dengan sebaik-baiknya dan
mencapai tujuan institusionalnya.
Pencapaian tujuan institusional yang
diharapkan dicapai melalui administrasi penyelenggaraan Taman Kanak-kanak
adalah pencapaian tujuan institusional yang maksimal namun melalui usaha yang sangat efisien. Usaha yang dimaksudkan
di sini meliputi pikiran, waktu, tenaga, ruang, uang,
dan fasilitas.
Anak Taman Kanak-kanak berusia
antara 4 sampai 6 tahun. Seseorang dengan usia seperti itu biasanya selalu senang bermain. Bagi anak seusia itu
bermain merupakan kegiatan secara alamiah
untuk mengenal diri, orang lain, dan lingkungannya.
Oleh karena itu, bermain merupakan cara belajar yang paling baik utnuk mengembangkan kemampuan anak didik Taman
Kanak-Kanak. Sudah barang tentu bermain di sini,
sebagai bentuk kegiatan belajar anak-anak Taman Kanak-kanak, bermain yang dapat memerankan daya fantasinya sehingga kreativitasnya dapat berkembang. Selain itu, bermain di
sini harus mampu membuat anak Taman Kanak-kanak
merasa senang. Dalam rangka menciptakan permainan-permainan
yang secara alamiah dapat berperan sebagai bentuk kegiatan belajar Taman Kanak-kanak harus memiliki program belajar
yang edukatif, tenaga yang profesional, dan fasilitas
yang memadai dan selalu dalam kondisi yang selalu siap pakai.
Memperhatikan penting dan perannya
yang demikian besar tersebut, maka penyelenggaraan
Taman Kanak-kanak itu perlu direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi
secara sistematis. Dengan kata lain penyelenggaraan Taman Kanakkanak itu perlu dikelola dengan sebaik-baiknya.
Dengan pengelolaan yang baik diharapkan keberadaan Taman Kanak-kanak dapat
berfungsi secara efektif daan efisien.
Suatu organisasi pendidikan merupakan
suatu sistem yang terdiri dari berb agai macam sub
sistem., yaitu antara lain adalah personel, siswa, fasilitas , kurikulum, biaya, humas. Apabila komponen-komponen dari sistem
tersebut dikelola dengan baik maka proses pendidikan dan mutu
pendidikan akan semakin baik. Untuk mendukung
pengelolaan yang baik maka dip erlukan tenaga pengelola yang handal pula. Realita mengatakan bahwa pengelolaan
lembaga perlu dikelola secara baik agar
tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien.
H. METODE PENELITIAN 1. Subyek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK
Negeri 2 Sleman, yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah semua guru dan
kep ala Taman Kanak-Kanak Negeri 2 Sleman.
2.
Setting Penelitian
Setting
penelitian ini adalah di lingkungan TK (di kelas, di kantor , di halaman sekolah), tetapi bisa juga dilaksanakan di
rumah guru.
3.
Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga macam teknik pengumpulan data yang dipakai dalam
penelitian ini, yaitu : Wawancara mendalam
(Indepth interview) dan observasi langsung dan observasi partisipatif, serta dokumentasi.
Wawancara mendalam merupakan
penggalian data melalui pembicaraan antara peneliti
dengan key person yang dilakukan dengan tidak selalu berpatokan
pada pedoman wawancara, melainkan cenderung mengikuti hal – hal yang muncul pada saat wawancara berlangsung.
Adapun observasi langsung merupakan
pengambilan data dengan pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti, dalam hal
ini peneliti datang ke lokasi penelitian,
dan mencatat segala gejala dan aktivitas yang terjadi. Untuk teknik pengambilan data dengan dokumentasi yaitu
peneliti memanfaatkan dokumen (bahan tertulis, foto, maupun film) untuk
mengetahui sejarah, latar belakang, pertumbuhan,
dan perkembangan atau proses, upaya serta program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
4.
Uji Keabsahan Data
Ada tiga teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan data
sebagaimana dijelaskan dalam studi Guba yang dikutip oleh Noeng
Muhadjir (2000:172), yaitu : 1)
memperpanjang waktu tinggal dengan mereka, 2) observasi lebih tekun, dan
3) menguji secara trianggulasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguji keterpercayaan dan ketegasan data-data
yang terangkat dari lap angan benar-benar
data yang valid dan kredibel.
I. TEKNIK
ANALISIS DATA
Untuk menghindari bertumpuknya data
yang mengakibatkan tereduksinya validitas dan
kredibilitas data, maka selama proses pengumpulan data peneliti langsung mengadakan interpretasi atas data yang dip
eroleh.
J JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Uraian Kegiatan
|
Bulan ke
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1.Pra-survei
|
X
|
|
|
|
|
2.Pembuatan instrumen dan proposal
|
|
X
|
X
|
|
|
3.Seminar Proposal
|
|
|
X
|
|
|
4.Observasi pengambil data
|
|
|
X
|
X
|
X
|
5.Penulisan laporan hasil penelitian
|
|
|
|
|
X
|
6.Seminar Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
X
|
K. DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1992). Pedoman Supervisi TK. Jakarta : Depdikbud
Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta
: Depdikbud.
Hendiyat Soetopo dan Wasti Soemanto. (1994). Pengantar
Operasional Administrasi
Pendidikan . Surabay
: Usaha Nasional
Husaini Usman. (2004). Man ajem en
Pendidikan. Yogyakarta : Pasca Sarjana UNY.
Koonts, Harold dkk. (1991). Manajemen ( terjemahan)..Jakarta :
Erlangga.
Mulyani A. Nurhadi. (1983). Administrasi
Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta : Andi
Offset.
Sugiyono.
(1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Pedoman Akreditasi Sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Pedoman Akreditasi Sekolah.
INSTRUMEN
PENELITIAN
A. Identitas sekolah
a.
Sejarah PAUD TK Negeri Pembina Kecanatan
Jatisrono
b.
Struktur organisasi PAUD
TK Negeri Pembina Kecamatan Jatisrono
c.
Kurikulum / program kegiatan belajar PAUD
TK Negeri Pembina Kecamatan Jatisrono
d.
Data guru dan latar belakang
pendidikannya
e.
Data siswa (jumlah, jenis kelamin)
f.
Data sarana / prasarana pendidikan
g.
Data keuangan pendidikan
h.
Data kegiatan humas di PAUD
TK Negeri Pembina Kecamatan Jatisrono
B. Observasi (pedoman observasi)
1. Space (ruang, tempat dalam aspek fisik, yaitu bangunan
gedung, kantor guru, ruang kelas, ruang bermain,
runag pertemuan, ruang TU, serta kamar mandi)
2.
Aktor (pelaku), yaitu kepala TK,
guru, staf kebersihan
3. Aktivitas, yaitu semua kegiatan yang disediakan oleh TK
yang relevan dengan fokus penelitian.
C. Wawancara (pedoman
wawancara)
1. Berkaitan dengan Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak
1.
Meliputi apa saja program kegiatan
belajarnya ?
2.
Siapa yang terlibat dalam penyusunan
program ?
3.
Berapa lama penyusunan program
dilaksanakan ?
4.
Bagaimana cara menyusun program ?
5.
Kesulitan apa yang dialami dalam
menyusun program ?
6.
Apakah sekolah mempunyai kewenangan membuat jadual kegiatan belajar ?
7.
alokasi
waktunya bagaimana ?
8.
Bagaimana pelaksanaan
penyusunan jadual ? (dengan rapat atau.. )
9.
Siapa
yang menyusun jadual ?
10.
Siapa
yang menyusun SKM dan SKH ?
11.
Kapan
penyusunan SKM dan SKH itu dilaksanakan ?
12.
Kesulitan
dalam membuat SKM atau SKH apa ?
13.
Apakah
ada perencanaan khusus untuk pembukaan tahun ajaran baru ?
14.
Apa
saja kegiatan dalam rangka pembukaan tahun ajaran baru ?
15.
Kapan
pembukaan tahun ajaran baru direncanakan ?
16.
Siapa
yang mengatur kegiatan bermain di TK ini ?
17.
Mengapa
kegiatan bermian perlu diatur ?
18.
Jenis
materi permainan yang direncanakan apa ?
19.
Apa
tugas guru dalam permainan ?
20.
Apakah
semua fasilitas permainan tersedia ?
21.
Siapa
yang mengawasi anak pada waktu istirahat ?
22.
Kapan
evaluasi PKB dilaksanakan ?
23.
Aspek
apa saja yang dinilai ?
24.
Bagaimana cara mengevaluasi anak-anak ? (pro sesnya dan atau produknya)
25.
mengapa
harus ada penilaian ?
26.
Adakah jadual khusus
untuk kegiatan bimbingan dan penyuluhan ?
27.
Siapa
yang melaksanakan kegiatan BP ?
28.
Apa
saja kegiatan BP ?
29.
Apa saja kegiatan penutupan tahun ajaran baru ? Saran saudara ?
2. Berkaitan dengan pengelolaan siswa Taman Kanak-Kanak
1.
Bagaimana
penentuan jumlah siswa yang akan diterima?
2.
Apa
saja syarat-syarat untuk dapat diterima
3.
Kapan
penerimaan sisiwa baru dilaksanakan ?
4.
Apakah
semua pendaftar pasti diterima ?
5.
Siapa
yang bertugas dalam penerimaan siswa baru ?
6.
Sistem
pengelompokkannya bagaimana ?
7.
Berdasarkan
apa pengelompokkan siswa tersebut ?
8.
Apakah
kehadiran siswa selalu dicatat ?
9.
Siapa
yang mencatat kehadiran siswa ?
10. Kapan kehadiran siswa dicatat ?
11. Bagaimana proses perpindahan siswa, baik yang
masuk maupun keluar
12. Apa syarat kelulusan di TK ini ?
Saran saudara ?......................................................................................
3. Berkaitan dengan pengelolaan pegawai Taman Kanak-Kanak
1.
Mengapa
perlu pendataan pegawai ?
2.
Bagaimana
cara melakukan pendataan pegawai ?
3.
Tenaga
apa saja yang masih diperlukan / dibutuhkan di TK ini ?
4.
Berapa
jumlahnya ?
5.
Siapa
yang menyusun rencana kebutuhan tenaga ?
6.
Apa
syarat untuk menjadi guru di TK ini ?
7.
Apa
syarat untuk menjadi tenaga non guru ?
8.
Siapa
yang melaksanakan seleksi penerimaan tenaga baru ?
9.
Bagaimana
proses seleksinya ?
10.
Bagaimana proses pengangkatan mereka ? (sebagai guru DPK atau yayasan)
11. Siapa yang berwenang melaksanakan pembagian
tugas ?
12. Apakah beban tugas masing-masing personel
sama ?
13. Bagaimana job description nya ?
14.
Apa saja kegiatan yang dilaksanakan untuk pengembangan kemampuan tenaga ? (misalnya
melanjutkan studi,penataran, seminar dsb)
15. Mengapa ada kegiatan tersebut ?
16. Bagaimana proses kenaikan pangkat mereka ?
17. Sistem kenaikan pangkatnya bagaimana ?
18. Kesulitan dalam kenaikan pangkat apa ?
19. Bagaimana proses perpindahan tenaga ?
20. Bagaimana mekanisme pemberhentian pegawai di
TK ini ?
21.
Usaha-usaha apa yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru ?
Saran saudara ?......................................................................................
4. Berkaitan dengan pengelolaan sarana dan prasarana Taman
KanakKanak
1.
Siapa yang merencanakan kebutuhan
sarana dan prasarana ?
2.
Sarana apa saja yang dibutuhkan ?
3.
Kapan perencanaan itu dilaksanakan ?
4.
Kapan kebutuhan sarana prasarana itu
diadakan / dibeli ?
5.
Siapa yang melaksanakan pengadaan itu
?
6.
Apakah kualitas sarana / prasarana
itu sesuai standar ?
7.
Apakah kuantitas sarana / prasarana
itu mencukupi ?
8.
Bagaimana pendistribusian barang yang
sudah diadakan ?
9.
Bagaimana penataannya ?
10.
Apakah sarana prassarana itu
memerlukan perawatan ?
11.
Siapa yang bertugas merawat ?
12.
Kapan perawatan itu dilaksanakan ?
13.
Apakah perlu ada inventarisasi sarana
prasarana ? mengapa ?
14.
Kapan inventarisasi itu dilaksnakan ?
15.
Siapa yang melaksanakan inventarisasi
?
16.
Bagaimana mekanisme penghapusan sarana
prasarana ?
17.
Adakah kegiatan minitoring terhadap
saran prasarana ?
18.
Siapa yang melaksanakan monitoring ?
19.
Kapan dilaksanakan monitoring ?
20.
mengapa ada kegiatan monitoring ?
Saran saudara ?...................................................................................
5. Berkaitan dengan
pengelolaan uang/ dana Taman Kanak-Kanak
1.
Siapa yang melaksanakan perencanaan
anggaran ?
2.
Anggaran apa saja yang harus dipenuhi
?
3.
Kapan anggaran itu direncanakan ?
4. Darimana sumber dana di TK ini ?
5.
Untuk kebutuhan apa saja anggaran itu
?
6.
Bagaimana pengaturan keluar masuknya
dana di TK ini ?
7.
Siapa yang bertanggung jawab atas
keluar masuknya uang ?
8.
Bagaimana pembukuan keuangan di TK ini
?
9.
Siapa
yang mempertanggungjawabkan keuangan ?
10. Hal apa saja yang perlu dipertanggungjawabkan
?
11. Kapan kegiatan monitoring keuangan
dilaksanakan ?
12. Siapa yang memonitor ?
13. Mengapa ada monitoring keuangan ?
14. Apakah dana mencukupi ?
Saran saudara ?.....................................................................................
6.
Berkaitan dengan pengelolaan hubungan Taman
kanak-kanak dengan masyarakat
1.
Kegiatan
apa saja yang perlu mendapat dukungan wali murid ?
2.
Apakah
semua kegiatan harus mendapat dukungan dari walimurid ?
3.
Berbentuk
apakah pengembangan program humas ?
4.
Bagaimana
pelaksanaan hubungan TK dengan walimurid ?
5.
bagaimana
pencatatan kegiatan humas ?
Saran saudara ?.....................................................................................
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I . PENDAHULUAAN 1
A. Latar
Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan
Penelitian 6
F. Manfaat Penelitian 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Taman Kanak-Kanak
1.
Pengertian Taman Kanak-Kanak 7
2.
Tujuan Pendidikan Taman-Kanak 7
B. Pengelolaan
1. Pengertian
Pengelolaan 8
2. Ruang Lingkup Pengelolaan
Taman Kanak-Kanak 16
a. Administrasi
Program Kegiatan Belajar TK 18
b. Administrasi Kesiswaan TK 22
c. Administrasi Kepegawaian
TK 26
d. Administrasi Sarana dan Prasarana TK 31
e. Administrasi
Keuangan TK 33
f.
Administrasi Hubungan TK dengan Masyarakat 34
3. Pengelola
Lembaga Pendidikan TK 36
a.
Kepala Sekolah 37
b.
Pengajar 44
C. Kerangka
Pikir 46
D. Pertanyaan
Penelitian 48
BAB
III. METODE PENELITIAN 49
A. Pendekatan Penelitian 49
B. Subyek
Penelitian 49
C. Setting
Penelitian 49
D. Tehnik
Pengumpulan Data 50
E. Keabsahan Data 51
F. Tehnik Analisis Data 51
G. Instrumen Penelitian 52
DAFTAR PUSTAKA 53
DAFTAR PUS TAKA
Arikunto, Suharsimi, (1987),
pengelolaan Materiil, Jakarta : Prama Karya.
_____________ , (1988),
Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Jakarta : Depdikbud.
,
(1993), Analisis Kebijakan Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (1988). Dasar-dasar Administrasi
Pendidikan. Yogyakarta : AP FIP IKIP Yogyakarta
Borg, Walter
R, and Gall. Marerdith D (1983). Educational Research. New York : Longman Inc.
Burhanuddin.
(1990). Analisa Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Depdikbud. (1992). Pedoman
Supervisi TK. Jakarta : Depdikbud
Echols,Jhon M
dan Shadily, Hasan. (1992). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT gramedia.
Engkoswara. (1987).
Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
Fatta,
Nanang. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Hendiyat
Soetopo dan Wasti Soemanto. (1994). Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan
. Surabay : Usaha Nasional
Hersey,
Paul, 91983). Management off Organization Bahavior, California : Prentice- Hall
International Inc.
Koonts, Harold dkk, (1991),
Manajemen, terjemahan, Jakarta : Erlangga.
Mulyani A.
Nurhadi. (1983). Administrasi Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.
Peraturan
Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990. tentang Pendidikan Prasekolah. Jakarta
: Depdikbud.
Reksohadiprodjo, Sukanto, (1992), Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta :
BPFE. Sugiyono,(1994), Metode Penelitian Administrasi,
Bandung : Alfabeta.
Vembriarto, ST (1993), Pengantar
Perencanaan Pendidikan, Jakarta : Grasindo.
KISI-KISI INSTRUMENT
Obyek
|
Sub Obyek
|
Aspek Kajian
|
Pengelolaan
|
1. Pengelolaan
|
a.
Penyusunan program
|
Pendidikan TK
|
Program Kegiatan
|
b.Penyusunan
jadual kegiatan belajar
|
|
Belajar
Taman
|
c. Penyusunan satuan kegiatan
|
|
Kanak-kanak
|
mingguan dan satuan kegiatan harian
d.
pengaturan pembukaan tahun ajaran baru
e. pengaturan pelaksanaan PKB
f.
pengaturan kegiatan bermaian/permainan
g.
pengaturan pelaksanan evaluasi program kegiatan
belajar
h.
Pengaturan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
i.
pengaturan penutupan tahun ajaran baru
|
|
2. Pengelolaan
|
a. Sensus anak usia prasekolah
|
|
Kesiswaan
Taman
|
b. Perencanaan kesiswaan
|
|
Kanak-Kanak
|
c. Pengaturan penerimaan siswa baru
d. pengelompokkan siswa
e.
Pencatatan kehadiran siswa
f. pengarturan perpindahan
g. Pengaturan kelulusan siswa
|
|
3. Pengelolaan
|
a. Inventarisasi pegawai
|
|
kepegawaian Taman
|
b. penyusunan formasi pegawai
|
|
Kanak-Kanak
|
c. Perencanaan pengadaan pegawai
d. pengadaan pegawai
e. pengangkatan pegawai
f. Pembagian tugas guru
g. pengembangan kemampuan pegawai
h. pengurusan kenikan pangkat pegawai
i. pengaturan perpindahan pegawai
j.
pemberhentian pegawai
k pengurusan pensiun pegawai
l .peningkatan kesejahteraan pegawai
|
|
4. Pengelolaan sarana
|
a. Perencanan pengadaan sarana dan
|
|
dan prasarana Taman
|
prasarana
|
|
Kanak-Kanak
|
b. Pengadaan sarana dan prasarana
c. Pendistribusian sarana dan prasarana
d. penataan sarana dan prasarana
e. Pemeiharaan sarana dan prasaran
f. inventarisasi sarana dan prasarana
g. pengahapusan sarana dan prasarana
h. pengawasan sarana dan prasarana
|
|
5. Pengelolaan
|
a. Perencanaan anggaran tahunan
|
|
Keuangan
Taman
|
b. pengadaan keuangan
|
|
Kanak-Kanak
|
c. Pengalokasian anggaran
d. pelaksanaan anggaran
e. pembukuan keuangan
f.
pertanggungjawab keuangan g.pengawasan
keuangan
|
|
a. Analisis kebutuhan hubungan TK
|
|
|
6. Pengelolaan
|
dengan masyarakat
|
|
Hubungan
Taman
|
b. pengembangan program humas
|
|
kanak-kanak dengan
|
c. pengaturan pelaksanaan humas
|
|
Masyarakat
|
d. pencatatan kegiatan humas
|
Sunday, January 06, 2013
|
Labels:
pendidikan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2013
(39)
-
▼
January
(31)
- Manusia dan Optimisme
- PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSA...
- Agama Dan Lingkungan
- Teori dan Studi Kepemimpinan
- Kepemimpinan Umar bin Khattab Khalifah Ke-Dua (634...
- Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
- HUBUNGAN SYARI’AH & TASAWUF
- HAKEKAT PEMBINAAN AKHLAK TASAWUF
- KOMPONEN AKHLAK TASAWUF
- LATAR BELAKANG TIMBULNYA STUDI TENTANG AKHLAK TAS...
- SUMBER-SUMBER AKHLAK TASAWUF
- PEMBAHASAN TASAWUF
- PEMBAHASAN AKHLAK
- Pentingnya Akhlak
- Akhlak Di Kampus Menurut Agama, Etika, dan Budaya
- PEMBENTUKAN AKHLAK TERPUJI KEPADA ANAK
- Pendidikan Karakter
- Makalah Intelegensi
- PENDIDIKAN MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
- HADIS DAN PENGERTIANNYA
- Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
- KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH IBTID...
- Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang STANDAR PRO...
- Pengelolaan Pendidikan Taman Kanak-kanak
- PANDUAN KELOMPOK MATA PELAJARAN AGAMA DAN AKHLAK M...
- MANUSIA PARIPURNA
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
- Makalah Rasa Agama
- Akhlak
- ADMINISTRASI KURIKULUM
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
-
▼
January
(31)
0 comments:
Post a Comment