Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lembaga pendidikan dipahami sebagai suatu organisasi, kepemimpinan menjadi tonggak utama yang harus dibahas dalam sistem manajemen pendidikan. Lembaga pendidikan membutuhkan pemimpin yang handal untuk melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawab terhadap visi misi sekolah dan mengilhami guru, staf, serta siswa. Kesuksesan lembaga pendidikan tidak hanya bisa diraih melalui kepala sekolah semata, melainkan bekerja sama dengan guru, staf, dan siswa dibawah koordinasi pemimpin untuk menjamin aplikasi perundang-undangan dan peraturan lembaga pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan yang terjadi halnya dilapangan kurang memahami apa saja yang harus dilaksanakan tugas, peran dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah. Pemimpin kurang memperhatikan jerih payah kerja keras guru sehingga tidak diberikan penghargaan. Pemimpin dalam menjalankan fungsinya untuk membimbing dan memotivasi bawahannya kurang diperhatikan. Bimbingan yang diberikan pemimpin kurang maksimal, bahkan pemimpin yang jarak rumahnya jauh dari sekolah jarang hadir dan kurang mengontrol keadaan sekolah. Pemimpin selayaknya memberikan motivasi kepada bawahan minimal seminggu sekali dalam acara rapat, upacara atau acara lainnya.
Kepemimpinan pendidikan merupakan pemimpin pada suatu lembaga pendidikan. Tanpa kehadiran pemimpin proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan efektif. Pendidikan akan menjadi tidak terkoordinasi baik dari jajaran guru, staf maupun siswa. Lembaga pendidikan tanpa adanya pemimpin maka tidak akan terselenggaranya tugas, fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan harus mengetahui peran, tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai terselenggaranya tujuan pendidikan.
B.     Rumusan  Masalah
1.      Apa pengertian kepemimpinan dalam pendidikan?
2.      Apa saja yang termasuk ke dalam fungsi kepemimpinan pendidikan?
3.      Bagaimana tugas pemimpin pendidikan?
4.      Bagaimana tanggung jawab pemimpin pendidikan?
PEMBAHASAN
A.    Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, “pendidikan” yang mengandung arti dalam lapangan  apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan. Sedangkan pengertian “kepemimpinan” bersifat universal, berlaku dan terdapat berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Secara umum definisi kepemimpinan berarti kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatan-kegiatan dan integrasi di dalam situasi pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksana pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
B.     Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungasi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain:
1.      Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerja sama, dengan penuh rasa kebebasan.
2.      Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3.      Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
4.      Pemimpin bertanggug jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.
5.      Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.
6.      Pemimpin mempunyai taggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif. pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.[1]
Pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah Koontz, O’Donnel dan Weihrich. Bukunya yang berjudul Management, cetakan ketujuh, tahun 1980, antara lain dikemukakan bahwa yang dimaksud kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin berdasarkan uraian Koontz tersebut berarti harus mampu:
1.      Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing;
2.      Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujun.
Peran kepemimpinan H.G.Hicks dan C.R Gullet dalam bukunya berjudul Organization Theory and Behavior. Menurut Hicks delapan rangkaian peran kepemimpinan, yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan besedia menghargai. Kedelapan peranan tersebur dijelaskan berikut.
1.      Dalam kehidupan sehari-hari kepala sekolah akan dihadapkan pada sikap guru, staf dan siswa yang mempunyai latar belakang kehidupan, kepentingan serta tingkat social budaya yang berbeda sehingga tidak mustahil terjadi konflik antar individu atau kelompok. Dalam menghadapi semacam itu, kepala sekolah harus bertindak arif, bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianak emaskan. Kepala sekolah harus dapat memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat diciptakan semangat kebersamaan.
2.      Sugesti atau saran sangat diperlukan oleh bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran kepala sekolah sehingga selalu memelihara bahkan menigkatkan semangat, rela berkorban dan rasa kebersamaan melaksanakan tugas.
3.      Dalam mencapai tujuan organisasi memerlukan dukungan, dana, saran dan sebagainya. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi untuk mencapai tujuan memerlukan berbagai macam dukungan. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan guru, staf dan siswa baik dana, peralatan, waktu bahkan suasana yang mendukung. Tanpa adanya dukungan kepala sekola, sumber daya manusia tidak mungkin melaksanakan tugasnya dengan baik.

4.      Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, yakni mampu menggerakan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan, harus dapat dibangkitkan kembali oleh kepala sekolah. Sesuai dengan misi yang dibebankan kepala sekolah, kepala sekolah harus mampu membawa perubahan sikap perilaku, intelektual anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan.

5.      Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan setiap orang baik secara individu maupun kelompok. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus dapat menciptakan rasa aman dalam lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas dari perasaan gelisah, kekhawatiran serta memperoleh jaminan keamanan dari kepala sekolah.

6.      Kepala sekolah sebagai pemimpin akan menjadi pusat perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan kepada kepala sekolah sebagai orang yang mewakili kehidupan sekolah. Oleh sebab itu, penampilan kepala sekolah harus dijaga integrasinya, selalu terpercaya, dihormati baik sikap maupun perilakunya.

7.      Kepala sekolah pada hakikatnya sumber semangat para guru, staf dan siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri, terhadap guru, staf dan siswa, sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan sekolah.

8.      Setiap orang dalam kehidupan organisasi baik secara pribadi maupun kelompok merasa senang apabila kebutuhannya diperhatikan dan dipenuhi. Untuk itu, kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apa pun yang dihasilkan mereka. Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya.[2]

Fungai kepemimpinan ada lima, yaitu:
1.      Pimpinan sebagai penentu arah
2.      Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi
3.      Pimpinan selaku komunikator yang efektif
4.      Pimpinan sebagai mediator
5.      Pimpinan selaku integrator[3]
Ada lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1.      Fungsi instruktif
2.      Fungsi konsultatif
3.      Fungsi partisipatif
4.      Fungsidelegasi
5.      Fungsi pengendalian.[4]

Tugas dan tanggung jawab seorang kepala sekolah sangat banyak, luas dan berat. Ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Keseluruhan tugas nya itu dapat di gologkan pada 2 bidang, yaitu tugas dalam bidang administrasi dan tugas dalam bidang suvervisi.[5]
1.      Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
a.       Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
·         pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas
·         menyusun program sekolah untuk satu tahun
·         menyusun jadwal pelajaran
·         mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran
·         mengatur kegiatan penilaian
·         melaksanakan norma-norma kenaikan kelas
·         mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid
·         mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah
·         mengkoordinir program non kurikuler
·         merencanakan pengadaan
·         memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.

b.      Pengelolaan Kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik jabatan,penilaian terhadap hasil kerja mereka dsb.

c.       Pengelolaan Kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.

d.      Pengelolaan Gedung dan Halaman
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi.

e.       Pengelolaan Keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.

f.       Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.


2.      Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :
  • Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.
  • Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta usaha-usaha apa yang dapat ditempuh untuk mengatasi dan memenuhinya.
  • Membantu guru-guru agar mereka memperoleh kecakapan mengajar dengan berbagai variasi metode pengajaran yang modern serta  mampu menggunakan media pembelajaran untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar.
  • Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
  • Memberikan bimbingan yang bijaksana kepada guru-guru, terutama guru-guru baru, agar mereka dapat memasuki, memahami dan menghayati suasana sekolah dan jabatan dengan sebaik-baiknya.
  • Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana tujuan sekolah itu tercapai.
  • Memupukdan mengembangkan hubungan-hubungan yang harmonis dan kooperatif antara anggota-anggota staf sekolah, dan mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat lingkungannya.

Tanggungjawab Kepala Sekolah
Dalam satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki dua jabatan penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan oleh perundang-undangan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Sebagai pengelola pendidikan, berarti kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Disamping itu kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu sebagai pengelola, kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personal (terutama para guru) ke arah profesionalisme yang diharapkan.
Kepala sekolah bertanggungjawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif  bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap atasan, sesama reka kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan. Dalam hal ini Wahjosumidjo menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah” sebagai berikut :[6]
a.       Kepada atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai atasan yaitu atasan langsung dan
atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terikat kepada atasan
atau sebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1.      Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan
2.      Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya
3.      Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala
sekolah dan atasan.
b.      Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait
Untuk menjaga hubungan dan menjalin kerja sama yang baik untuk
meningkatkan kualiats pendidikan lembaga yang dipimpinnya maka
kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :
1.      Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala
sekolah yang lain
2.      Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan
lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh
masyarakat dan BP3.
c.       Kepada bawahan
Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya
dengan para guru, staf, dan siswa. Sebab esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan atau orang yang mempunyai loyalitas untuk mempengaruhi
bawahannya.Selain itu kepala sekolah harus mengembangkan sumber daya para
guru dan staf dengan membuat program-program peningkatan kualitas para
guru dan staf sehinga bisa menjadi guru dan staf yang professional.
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai juga harus dilakukan kepala
sekolah untuk menunjang kreatifitas anak didik



[1] Encep Safrudin Muhyi, Kepemimpinan Pendidikan Transformasional, (Jakarta, Diadit Media, 2011), hlm. 135-138.

[2] Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 102-108.
[3] Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2003), hlm.46-73.
[4] Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2006), 74-82.
[5] Soekarto, dkk, 1983.  Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

0 comments:

Post a Comment

Ley's. Powered by Blogger.