Teori dan Studi Kepemimpinan
Latar Belakang
Manusia
secara umum membutuhkan pemimpin.Didalam suatu komunitas juga membutuhkan
pemimpin.Harus ada salah stau yang bisa mengatur regulasi kemasyarakatan yang
nantinya untuk kemaslahatan bersama. Jika yang demikian tidak ada didalam
masyarakat, ibaratnya tidak ada lagi pemimpin didalam masyarakat itu cepat atau
lambat masyarakat tersebut akan berantakan.
Rumusan Masalah
Tulisan
kali ini berisi tentang:
1. Teori-Teori
Kepemimpinan
2. Pendekatan
Studi Kepemimpinan
Tujuan
Penulisan
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Leadership, dan diharapkan dapat mewakili sebagai sebagian bahan
belajar, terutama untuk bahasan tentang teori kepemimpinan dan pendekatan studi
kepemimpinan.
Kepemimpinan[1]muncul
bersamaan dengan peradaban manusia yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek
moyangyang berkumpul bersama, lalu bekerja bersama untuk mempertahankan
eksistensi hidupnya. Sejak itulah terjadi kerjasama antarmanusia, dan ada unsur
kepemimpinan. Yang
ditunjuk sebagai pemimpin adalah orang yang paling berani, secara logika memang
pemimpin harus melindungi anak buahnya dari segala macam bahaya maupun yang
lainnya, bagaimana mau melindungi anak buahnya
kalau pemimpinnya sendiri saja takut.
Menurut Sadler[2]
kepemimpinan adalah suatu proses atau aktifitas mempengaruhi
perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian
tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan
perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.
1.
Good:
suatu kemampuan dan kesiapan seorang untuk mempengaruhi, membimbing dan
mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbut sesuatu demi
tercapainya tujuan bersama.
2.
Siagian:
segenap bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan dan
pencapaian tujuan kelompok. Dari segi manageman kepemimpinan harus diartikan
sebagai kemampuan untuk mempenrauhi dan menggerakkan orang lain agar rela ,
mampu dan dapat mengikuti keinginan manajemen demi tercapainya tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya dengan efisien, efektif dan ekonomis.
3.
Harold
Koontz: kepemimpinan sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengrauhi
orang-orang sehingga mereka mau berjuang, bekerja secara sukarela dan penuh
antusias ke arah pencapaian tujuan
kelompok.
4.
Waluyo:
pimpinan merupakan unsur yang paling utama dalam organisasi, karena baik buruknya
perilaku bawahan tergantung pada perilaku pemimpin dalam membina bawahannya.
5.
Creech:tidak
ada kelompok kerja yang jelek, yang ada adalah pemimpin yang jelek.
6.
Bennis
dan Nanus: faktor kunci dan utama yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah kepemimpinan.
A. Teori-Teori
Kepemimpinan
Saat ini masih banyak penelitian dan
diskusi yang dilakukan untuk mencari penjelasan atas esensi dari kepemimpinan.
Awalnya, teori-teori kepemimpinan berfokus pada kualitas apa yang membedakan
antara pemimpin dan pengikut (leaders and
followers), sementara teori-teori selanjutnya memandang variabel lain
seperti faktor-faktor situasional dan tingkat keterampilan individual.[4]
1. Teori
Genetis (The Great Man Theory)
Teori
ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great
leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader
are born, not made)[5].Teori ini dilandasi oleh keyakinan
bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa dan
dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir, dan ditakdirkan
menjadi pemimpin.Orang yang memiliki kualitas tersebut diatas adalah pemimpin
yang sukses, disegani bawahannya, dan menjadi “pemimpin besar”.Pemimpin di
bidang politik yang masuk daam kategori ini antara lain Gandhi, Churcill, dan
Mandela.[6]
Senada
dengan hal tersebut, Kartini Kartono dalam bukunya membagi definisi teori
genetis dalam dua poin, yaitu: 1) pemimpin
itu tidak dibuat, akan tetapi terlahir
menjadi pemimpin oleh bakat-bakat
alami yang luar biasasejak lahirnya. 2) dia ditakdirkan lahir
menjadi pemimpin dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga.[7]
2. Teori
Sifat (Traits Theory of Leadership)
Teori
ini mengasumsikan bahwa manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu dan
sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi kepemimpinan.Teori
sifat tertentu sering mengidentifikasi karakteristik kepribadian atau perilaku
yang dimiliki oleh pemimpin.[8]
Teori
ini menempatkan sejumlah sifat atau kualitas yang dikaitkan dengan keberadaan
pemimpin, yang memungkinkan pekerjaan atau tugas kepemimpinannya akan sukses atau
efektif. Pemimpin akan efektif dan berhasil jika memiliki sifat-sifat seperti
berani, berkemauan kuat, memiliki stamina lebih, mempunyai sifat empati, berani
mengambil keputusan, cermat dalam waktu, berani bersaing, percaya diri, bersedia
berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, hubungan interpersonal
baik, track record bagus, intelegensi
tinggi dan lain sebagainya.[9]
3. Teori
Perilaku (Behavioral Theory of Leadership)
Disebut juga teori sosial, dan merupakan sanggahan
terhadap teori genetis.Pemimpin
itu harus disiapkan,dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja(leaders are made, not born)[10]. Setiap
orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong
oleh kemauan sendiri[11].
Teori
ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki
pemimpin, tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku
dalam mempengaruhi orang lain, dan hal ini dipengaruhi oleh gaya keemimpinan
masing-masing. Gaya tersebut bisa berkembang menjadi model human relationship atau task
oriented.[12]
4.
Teori
ekologis atau sintetis
Teori ini muncul
sebagai reaksi dari kedua teori terdahulu
(genetis dan sosial).Teori ini menyatakan
bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahir
dia telah dimiliki bakat-bakat kepemimpinan yang
dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan juga sesuai dengan
tuntutan lingkungan.[13]
5. Teori
Situasional (Situational Theory of
Leadership)
Teori
ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku
pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis[14].Teori
ini menyebutkan bahwa pemimpin memilih tindakan terbaik berdasarkan variabel
situasional[15].
Keefektifan kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu pada suatu situasi,
tetapi tergantung pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.
Jadi, pemimpin yang efektif adalah “on
the right place, the right time, and fulfill the needs and expectation of the
follower.”[16]
6. Teori
Kontingensi (Contingency Theory of
Leadership)
Teori
ini memfokuskan pada variabel tertentu yang berhubungan dengan lingkungan yang
bisa menentukan gaya kepemimpinan yang paling cocok untuk situasi yang cocok
pula. Menurut teori ini, tidak ada gaya kepemimpinan terbaik dalam segala
situasi[17].Keefektifan
kepemimpinan ditentukan paling tidak
oleh tiga variabel, yaitu gaya kepemimpinan, keadaan pengikut, serta situasi
dimana kepemimpinan diterapkan. Teori ini merupakan pengembangan dari teori
situasional.[18]
7. Teori
Kharismatik (Charismatic Theory)
Dalam
teori ini, para pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin mereka diakui
memiliki kemampuan luar biasa, yaitu kemampuan yang hanya dimiliki oleh
orang-orang tertentu.Pemimpin dianggap lebih tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Di
Jawa, diistilahkan sebagai: orang yang wicaksana, ngerti sakdurunge winarah.
Menurut
Robert House, terdapat tiga komponen utama sebagai indikator dari pemimpin
kharismatik, yaitu: 1) memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, 2) dominan
dalam segala hal, baik sifat pribadi yang unggul, terpuji, dapat dipercaya, dan
3) memiliki pengaruh yang sangat kuat hingga pengikutya seperti terbuai
mengikuti perintahnya.[19]
8. Teori
Transaksional (Transactional Theory of
Leadership)
Juga
disebut sebagai teori-teori manajemen.Kajiannya berfokus pada peran pengawasan,
organisasi dan kinerja kelompok[20].Teori
ini menggunakan pendekatan transaksi untuk disepakati bersama antar pemimpin dan
karyawan.Pemimpin mengambil inisiatif menawarkan bentuk pemuasan bagi karyawan,
(misal upahdan promosi).Jika kesepakatan telah terjadi, maka pemimpin
menindaklanjuti dengan merumuskan dan mendeskripsikan tugas dengan jelas dan
operasional, menjelaskan target, dan memotivasi karyawan agar mau bekerja keras[21].Teori
ini menggunakan prinsip sistem ganjaran dan hukuman (reward and punishment)[22].
9. Teori
Transformasional (Relational Theory of
Leadership)
Disebut
juga sebagai teori-teori relasional kepemimpinan.Teori ini berfokus pada
hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikutnya.Pemimpin memotivasi dan
menginspirasi orang dengan membantu anggota memahami potensinya untuk kemudian
ditransformasikan menjadi perilaku nyata dalam rangka penyelesaian tugas pokok
dan fungsi dalam kebersamaan.Pemimpin transformasional biasanya memiliki etika
yang tinggi dan standar moral.[23]
Untuk
menjadi pemimpin transformasional, ada dua tugas yang harus dilakukan, yaitu
membangun kesadaran pengikutnya akan pentingnya meningkatkan produktivitas
organisasi, dan mengembangkan komitmen organisasi dengan mengembangkan
kesadaran ikut memiliki organisasi dan kesadaran tanggung jawab pada organisasi.[24]
B.
Pendekatan
Studi Kepemimpinan
Hampir
seluruh penelitian kepemimpinan dapat dikelompokkan kedalam empat macam
pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan
menurut pengaruh kewibawaan (power
influence approach)
Pendekatan
ini mengatakan bahwa keberhasilan pemimpin dipandang dari segi sumber dan
terjadinya sejumlah kewibawaan yang ada pada para pemimpin, dan dengan cara
yang bagaimana para pemimpin menggunakan kewibawaan tersebut kepada bawahan.
Pendekatan
ini menekankan sifat timbal balik, proses saling mempengaruhi dan pentingnya
pertukaran hubungan kerja sama antara para pemimpin dengan bawahan.[25]
2. Pendekatan
sifat (trait approach)
Keberhasilan
atau kegagalan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh
sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin.Sifat-sifat itu ada
pada seseorang karena pembawaan dan keturunan.[26]Jadi,
seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan
karena dibuat atau dilatih.Banyak ahli yang telah berusaha meneliti dan
mengemukakan pendapatnya mengenai sifat-sifat baik manakah yang diperlukan bagi
seorang pemimpin agar dapat sukses dalam kepemimpinannya. Ghizeli dan Stogdil
misalnya mengemukakan adanya lima sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin,
yaitu: kecerdasan, kemampuan mengawasi, inisiatif, ketenangan diri, dan
kepribadian.Seain itu, dari hasil studi pada tahun 1920-1950,diperoleh
kesimpulan adanya tiga macam sifat pribadi seorang pemimpin meliputi ciri-ciri
fisik, kepribadian, dan kemampuan atau kecakapan.
Maka,
dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan pendekatan sifat, keberhasilan
seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi, melainkan
ditentukan pula oleh kecakapan atau keterampilan (skills) pribadi pemimpin.[27]
3. Pendekatan
perilaku (behaviour approach)
Pendekatan
perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan
atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang
dilakukan oleh pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan
sehari-hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi
tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja
bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan,
cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan
sebagainya.[28]
4. Pendekatan
situasional (situational approach)
Pendekatan
situasional biasa disebut dengan pendekatan kontingensi.Pendekatan
ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi
atau lembaga tidak hanya bergantung atau dipengaruhi oleh perilaku dan
sifat-sifat pemimpin saja.Tiap organisasi atau lembaga memiliki ciri-ciri
khusus dan unik. Bahkan organisasi atau lembaga yang sejenispun akan menghadapi
masalah yang berbeda karena lingkungan yang berbeda, semangat, watak dan
situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang
berbeda pula.
Berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan antara lain: sifat pribadi
pemimpin, sifat pribadi bawahan, sifat pribadi sesama pemimpin, struktur
organisasi, tujuan organisasi, motivasi kerja, harapan pemimpin maupun bawahan,
pengalaman pemimpin maupun bawahan, adat, kebiasaan, budaya lingkungan kerja
dan lain sebagainya.[29]
Pendekatan
kontingensi menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi.Teori ini
bukan hanya penting bagi kompleksitas yang bersifat interaktif dan fenomena
kepemimpinan tetapi turut membantu para pemimpin yang potensial dengan
konsep-konsep yang berguna untuk menilai situasi yang bermacam-macam dan untuk
menunjukkan perilaku kepemimpinan yang tepat berdasarkan situasi.[30]
KESIMPULAN
Saat
ini masih banyak penelitian dan diskusi yang dilakukan untuk mencari penjelasan
atas esensi dari kepemimpinan. Awalnya, teori-teori kepemimpinan berfokus pada
kualitas apa yang membedakan antara pemimpin dan pengikut (leaders and followers), sementara teori-teori selanjutnya memandang
variabel lain seperti faktor-faktor situasional dan tingkat keterampilan
individual.
Teori-teori
kepemimipinan antara lain: 1) Teori Genetis, 2) Teori Sifat, 3) Teori Perilaku,
4) Teori Ekologis/ Sintetis, 5) Teori Situasional, 6) Teori Kontingensi, 7) Teori
Kharismatik, 8) Teori Transaksional, 9) Teori Transformasional.
Tiga
diantara teori tersebut pernah menjadi primadona, yaitu teori genetis yang
disanggah oleh teori sosial, dan teori ekologis yang muncul sebagai jembatan
kedua teori sebelumnya.
Hampir
seluruh penelitian kepemimpinan dapat dikelompokkan kedalam empat macam
pendekatan, yaitu: 1) pendekatan menurut pengaruh kewibawaan, 2) pendekatan
sifat, 3) pendekatan perilaku, dan 4) pendekatan kontingensi.Pendekatan-pendekatan
studi kepemimpinan inilah yang menghasilkan teori-teori kepemimpinan.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan.2010. Kepemimpinan Pendidikan.Bandung:Alfabeta.
Kartono, Kartini.2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Purwanto, M. Ngalim. 1987. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Romad. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Tanpa kota: Cahaya Ilmu.
Sarifudin, Encep. 2011. Kepemimpinan Pendidikan Transformasional.
Jakarta: Media Press.
Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasulahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Wuradji.2008. The Educational Leadership: Kepemimpinan Transformasional. Yogyakarta:
Gama Media.
[1]
Kartini Kartono, Pemimpin dan
Kepemimpinan. (Raja Grafindo, Jakarta, 2005), hlm.32
[4]
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2010),hlm. 7
[5]Ibid, hlm. 7
[6]
Wuradji, The Educational Leadership:
Kepemimpinan Transformasional,(Yogyakarta:Gama Media, 2008), hlm. 20-21
[8]
Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 8
[9]Wuradji,
Ibid, hlm. 21-22
[10]Sudarwan
Danim, Ibid, hlm. 8
[12]
Wuradji, Ibid, hlm. 23-24
[14]Wuradji,Ibid, hlm. 24
[15]Sudarwan
Danim,Ibid,hlm. 8
[16]
Wuradji, Ibid, hlm. 24-25
[17]
Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 8
[19]Ibid, hlm.26-27
[20]Sudarwan
Danim, Ibid,hlm. 9
[21]
Wuradji, Ibid, hlm. 30
[22]
Sudarwan Danim, Ibid, hlm. 9
[23]Ibid, hlm. 9
[24]Wuradji,
Ibid,hlm. 31
[25]
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala
Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasulahannya,(Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2008), hlm. 20-21
[26]M.
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan
Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987), hlm. 31
[27]
Wahjosumidjo, Ibid, hlm. 20-21
[28]M.
Ngalim Purwanto, Ibid, hlm 32
[29]Ibid, hlm 39
[30]
Wahjosumidjo, Ibid, hlm. 29
Thursday, January 10, 2013
|
Labels:
leadership
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2013
(39)
-
▼
January
(31)
- Manusia dan Optimisme
- PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSA...
- Agama Dan Lingkungan
- Teori dan Studi Kepemimpinan
- Kepemimpinan Umar bin Khattab Khalifah Ke-Dua (634...
- Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
- HUBUNGAN SYARI’AH & TASAWUF
- HAKEKAT PEMBINAAN AKHLAK TASAWUF
- KOMPONEN AKHLAK TASAWUF
- LATAR BELAKANG TIMBULNYA STUDI TENTANG AKHLAK TAS...
- SUMBER-SUMBER AKHLAK TASAWUF
- PEMBAHASAN TASAWUF
- PEMBAHASAN AKHLAK
- Pentingnya Akhlak
- Akhlak Di Kampus Menurut Agama, Etika, dan Budaya
- PEMBENTUKAN AKHLAK TERPUJI KEPADA ANAK
- Pendidikan Karakter
- Makalah Intelegensi
- PENDIDIKAN MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
- HADIS DAN PENGERTIANNYA
- Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
- KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH IBTID...
- Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang STANDAR PRO...
- Pengelolaan Pendidikan Taman Kanak-kanak
- PANDUAN KELOMPOK MATA PELAJARAN AGAMA DAN AKHLAK M...
- MANUSIA PARIPURNA
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
- Makalah Rasa Agama
- Akhlak
- ADMINISTRASI KURIKULUM
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
-
▼
January
(31)
0 comments:
Post a Comment