Pendidikan Karakter
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Akhir - akhir ini yang menjadi pembicaraan hangat di
dunia pendidikan kita adalah penurunan moralitas bangsa. Pendidikan tidak hanya
mengajarkan bidang akademik saja, tetapi pendidikan juga membentuk moral bangsa menjadi manusia yang bermartabat. Negara kita memerlukan sumberdaya
manusia yang bermutu sebagai pendukung dalam pembangunan. Dan untuk memenuhi
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan sangatlah penting, terutama yang tidak
kalah penting adalah pendidikan karakter. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Bukan
suatu rahasia lagi bahwa pendidikan di Negara kita masih kental menekankan
pendidikan dari segi kognitifnya saja. Hal ini sangat terlihat dengan kompetisi yang seolah tiada
henti untuk mendapat nilai terbaik dan angka kelulusan sekolah. Berbagai cara dilakukan untuk mendapat nilai
terbaik dari belajar hingga mencontek. Pihak sekolah pun tidak ingin
ketinggalan, demi meluluskan siswa-siswinya banyak kecurangan yang dilakukan
juga. Hal seperti ini yang mungkin
melahirkan orang-orang cerdas, terpelajar, serta terdidik tetapi egois dan
sangat individual. Dan akhirnya lari menjadi politikus yang mempraktekan money
politic, menjadi aktifis teroris, koruptor, mafia hukum,
dan sebagainya. Hal ini sangat tidak sesuai dengan hakikat dan tujuan
pendidikan kita, yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang menyebutkan “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan
nasional tersebut merupakan suatu rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia
yang harus dikembangkan oleh tiap – tiap satuan pendidikan. Oleh karena itu rumusan
tujuan pendidikan nasional dijadikan dasar dalam pengembangan pendidikan budaya
dan karakter bangsa.
- Rumusan Masalah
Apa
upaya – upaya yang harus dilakukan untuk
mengembangkan pendidikan karakter?
- Tujuan Penulisan
1) Mengetahui
tentang arti pendidikan karakter
2) Mengetahui
tujuan pendidikan karakter bagi peserta didik
3) Mengetahui
upaya – upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pendidikan karakter
BAB II
MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER
DI INDONESIA
- Pengertian
Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Sedangkan, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakininya dan mendasari cara pandang, berpikir,
sikap, dan cara bertindak orang tersebut (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kurikulum DEPDIKNAS. 2010. Makalah Pedoman
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.)
Pendidikan
karakter sebagaimana dicetuskan oleh FW Foerster (1869-1966) merupakan bagian
dari pendidikan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan karakter
seseorang melalui metode belajar dan pembelajaran yang diharapkan mampu menata
pola pikir dan cara pandang serta sikap dalam pergaulan dan kehidupan. Bagi
Foerster, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Dari
kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur.[1]
Secara
umum, pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).1
- Tujuan pendidikan karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk menanamkan
moral/karakter kepada anak sejak usia dini dan meningkatkan mutu pendidikan
yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia. Pendidikan karakter yang diterapkan
di sekolah-sekolah juga bertujuan untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam meraih prestasi akademik. Kelas-kelas yang
secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan
penurunan yang drastis terhadap perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan
akademik. Memang tidak dapat disangkal bahwa kemampuan dan nilai akademis yang
tinggi dapat membuka pintu keberhasilan. Namun harus diingat bahwa suatu
keberhasilan tidak hanya ditentukan bidang
akademisnya saja, tetapi ada faktor lain yang turut menentukan, yaitu
kecerdasan emosional, yang merupakan kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan,
dan mengelola emosi, baik emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain. Seseorang
yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik akan dapat dikenali melalui lima
komponen dasar, yaitu Self-awareness
(pengenalan diri) yaitu pandangan pribadi terhadap diri sendiri yang
mencakup aspek pengetahuan, harapan, dan penilaian, Self-regulation (penguasaan diri) yaitu suatu keinginan dan
kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang pada hak
dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa,
dan Negara. Self-motivation (motivasi
diri) yaitu kemampuan kita untuk memotivasi diri
kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses
menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya
dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan
dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa
kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat motivasi (dalam hal ini ketidak
berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita
bisa mengalir kembali. Empathy (empati) yaitu kemampuan
seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain, Menurut Bullmer,
empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan
menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan
sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh mengerti perasaan
orang lain itu dan
yang terakhir adalah Effective
Relationship (hubungan yang efektif). Dengan adanya kemampuan-kemampuan
tersebut, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Dengan
pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan
emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan,
karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam
tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
- Upaya yang dilakukan
Pendidikan
karakter sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan, guru sebagai orang
dewasa yang banyak berinteraksi dengan anak, harus dapat menjadi model dan
fasilitator yang baik dengan mengajarkan karakter pada anak.
Pendidikan
karakter yang efektif harus menyertakan usaha untuk menilai kemajuan. Hal yang
harus diperhatikan antara lain karakter sekolah yaitu sampai sejauh mana
sekolah menjadi komunitas yang lebih peduli dan saling menghargai, pertumbuhan
staf sekolah sebagai pendidik karakter, sampai sejauh mana staf sekolah
mengembangkan pemahaman tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk mendorong
pengembangan karakter, dan tentunya karakter siswa dimana bisa kita lihat
sejauh mana siswa memanifestasikan pemahaman, komitmen, dan tindakan atas
nilai-nilaietis.[2]
Beberapa hal yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan pendidikan karakter, antara lain:
1)
Komunikasi
yang baik antara keluarga dan sekolah
Pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan pendidikan
yang pertama dan utama. Dalam keluarga, seorang anak di didik agar dapat
berperilaku dan memiliki kepribadian yang baik. Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam
keluarga. Kerja sama yang baik antara sekolah dengan keluarga merupakan suatu hal
yang sangat penting. Sekolah tidak mungkin mengembangkan pendidikan karakter
tanpa peran aktif orang tua. Kerjasama antara keduanya sangat diperlukan. Komunikasi sekolah dengan keluarga
bisa bermacam-macam. Mulai dari pertemuan orang tua, buletin sekolah, surat
edaran, dan sebagainya. Intinya, segala macam cara dan alat komunikasi dengan
orang tua bisa digunakan.
2)
Prinsip Sehat
Pengembangan pendidikan karakter bertujuan membuat anak tumbuh
secara sehat. Setiap program yang dibuat pasti mempertimbangkan kesehatan
pertumbuhan anak didik. Kesehatan yang dimaksud adalah kesehatan jasmani,
rohani, dan psikologis.
3)
Prinsip
Kegembiraan
Program pendidikan karakter di tingkat dasar bertujuan
membuat anak gembira. Berbagai macam jenis permainan, dinamika kelompok, serta
permainan lain dimaksudkan agar anak merasakan dan mengalami kegembiraan.
Kegembiraan ini tidak bersifat individual, melainkan bersifat menyeluruh, yaitu
kegembiraan semua. Program pendidikan karakter yang berhasil, membuat semua
anak menjadi riang dan gembira.
4)
Prinsip belajar
Mau tidak mau, lembaga pendidikan adalah sebuah tempat di
mana anak – anak menghayati nilai
belajar. Memupuk semangat belajar, serta membuat anak gemar membaca dan
bertanya, merupakan sasaran setiap sekolah. Membuat anak merasa betah dan
nyaman di sekolah adalah syarat utama lingkungan belajar yang baik. Karena
dengan lingkungan belajar yang baik dan nyaman, anak – anak dapat menyerap
pelajaran secara optimal.
5)
Prinsip kreativitas
Jangan pernah mematikan kreatifitas anak. Setiap anak
adalah pribadi yang unik. Mereka juga memiliki motivasi tertentu dalam
bertindak. Pendidik perlu memahami motivasi siswa sebelum memberikan penilaian.
Memberikan pujian, dukungan, dan semangat bagi setiap anak sangat diperlukan.
Kreatifitas anak perlu diapresiasi dan dihargai.
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan diatas,
dapat disimpulkan bahwa:
- Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action)
- Tujuan pendidikan karakter adalah untuk menanamkan moral/karakter kepada anak sejak usia dini dan meningkatkan mutu pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
- Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pendidikan karakter, antara lain: Komunikasi yang baik antara keluarga dan sekolah, Menerapkan prinsip sehat, prinsip kegembiraan, prinsip belajar, dan prinsip kreativitas
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/
akses pukul 15.40, 12 Desember 2010
http://pendidikankarakter.org/index.php?p=4_4 akses pukul 15.45, 12 Desember 2010
http://www.tangselonline.com/rubrik/7/kolom/read/56/Pendidikan-Karakter-Pembangun-Pondasi-Mental-Bangsa.html akses pukul 20.30 WIB, 15 Desember 2010
Munthe,
Bermawy, dkk. 2010. Sukses di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
[1]
Eko Fitriyani, “Pendidikan Karakter Pembangun Pondasi Mental
Bangsa”, http://www.tangselonline.com/rubrik/7/kolom/read/56/Pendidikan-Karakter-Pembangun-Pondasi-Mental-Bangsa.html,
15 desember 2010
[2] Ibid,
Sunday, January 06, 2013
|
Labels:
pendidikan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2013
(39)
-
▼
January
(31)
- Manusia dan Optimisme
- PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSA...
- Agama Dan Lingkungan
- Teori dan Studi Kepemimpinan
- Kepemimpinan Umar bin Khattab Khalifah Ke-Dua (634...
- Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
- HUBUNGAN SYARI’AH & TASAWUF
- HAKEKAT PEMBINAAN AKHLAK TASAWUF
- KOMPONEN AKHLAK TASAWUF
- LATAR BELAKANG TIMBULNYA STUDI TENTANG AKHLAK TAS...
- SUMBER-SUMBER AKHLAK TASAWUF
- PEMBAHASAN TASAWUF
- PEMBAHASAN AKHLAK
- Pentingnya Akhlak
- Akhlak Di Kampus Menurut Agama, Etika, dan Budaya
- PEMBENTUKAN AKHLAK TERPUJI KEPADA ANAK
- Pendidikan Karakter
- Makalah Intelegensi
- PENDIDIKAN MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
- HADIS DAN PENGERTIANNYA
- Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
- KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH IBTID...
- Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang STANDAR PRO...
- Pengelolaan Pendidikan Taman Kanak-kanak
- PANDUAN KELOMPOK MATA PELAJARAN AGAMA DAN AKHLAK M...
- MANUSIA PARIPURNA
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
- Makalah Rasa Agama
- Akhlak
- ADMINISTRASI KURIKULUM
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
-
▼
January
(31)
0 comments:
Post a Comment