PENDIDIKAN MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, terjadi banyak gejala-gejala hilangnya
moral bangsa. Kejahatan, penipuan, pencurian, penganiayaan pun kian merajalela.
Gejala semakin menipisnya moral bangsa terjadi dalam setiap lapisan masyarakat.
Orang dewasa dengan jabatannya para pelajar dengan
berbagai penyimpangan yang mereka lakukan. Bahkan gejala-gejala tersebut sering
kita temui pada kalangan generasi muda.
Para pelajar yang
seharusnya menjadi penerus perjuangan bangsa pada masa yang akan datang pun
justru saat ini banyak menunjukkan sikap-sikap dan tingkah laku yang kurang
baik.
Oleh sebab itu, penulis memilih topik bahasan
pendidikan moral dalam dunia pendidikan agar penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya dapat mengetahui pendidikan moral dalam dunia pendidikan saat ini.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang muncul dalam penulisan makalah ini adalah
bagaimana pelaksanaan pendidikan moral dalam dunia pendidikan.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pendidikan moral dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Moral
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
diperlukan olehnya.
Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud
tetapi sangat berperan dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata
dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
B. Pelaksanaan Pendidikan Moral dalam Dunia
Pendidikan
Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena
melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik,
serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Di Indonesia pendidikan moral telah ada dalam setiap
jenjang pendidikan. Di sekolah dasar perkembangan pendidikan moral tidak pernah
beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral bangsa Indonesia
yang terpapar jelas dalam pancasila sebagai dasar Negara. Pendidikan moral
bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang
beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan menjunjung
tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki.
C. Faktor Pendorong Krisisnya Nilai Pendidikan
Moral dalam Dunia Pendidikan
Beberapa hal yang mendorong terjadinya krisis nilai
moral dalam dunia pendidikan antara lain :
1.
Kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan keluarga,
masyarakat maupun sekolah
Pendidikan moral tersebut dalam prakteknya berjalan kurang
efektif dan belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai. Dalam lingkup
keluarga, pendidikan moral pertama kali ditanamkan dan lebih cenderung kepada
penanaman nilai-nilai kejujuran, dalam segala aspek kehidupan keluarga serta
sarana pembentuk kepribadian yang pertama kalinya.
Pendidikan moral dalam masyarakat juga harus memberikan andil
terhadap perkembangan seorang individu. Perkembangan moral di sekolah menjadi
wahana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik.
2.
Pengaruh globalisasi
Adanya globalisasi atau pasar bekas dimana seluruh pelosok
dunia dapat bebas berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu, banyak membawa
pengaruh-pengaruh yang kurang baik terhadap moral-moral anak bangsa, sehingga
hal ini pun mengakibatkan semakin krisisnya moral bangsa, apalagi dalam dunia
pendidikan yang notabenya adalah para remaja yang masih sangat mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang tidak diinginkan sebagai pengkrisisan moral.
3.
Kurangnya peran agama
Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam
agama, karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri
tanpa paksaan dari luar, dan keyakinan tersebut ditanamkan sejak kecil.
D. Faktor Penting Pendukung Pelaksana
Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan
Berdasarkan tujuan pendidikan moral, terdapat tiga
faktor penting sebagai pendukung pelaksana pendidikan moral, antara lain :
1.
Peserta didik
Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan
mampu mengembangkan nilai untuk moral dalam dirinya dengan bantuan lingkungan
sekitarnya.
2.
Guru atau fasilitator
Guru seogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan
bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai moral tersebut.
3.
Agama
Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran
sendiri tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang
telah ditanamkan pada diri individu sejak kecil.
E. Pelaksanaan Pendidikan Moral yang Efekif
dalam Dunia Pendidikan
Agar dalam pendidikan moral dapat berjalan dengan
proses pelaksanaan efektif, maka terdapat beberapa aspek yang perlu
diperhatikan. Pada seseorang pendidik, seharusnya cara penyampaiannya pun harus
bermoral pula. Dimana seorang pendidik mulai dari SD sampai PT harus memiliki
moralitas yang terdapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya. Seorang
pendidik harus memiliki akhlak mulia, jujur, bertaqwa, tidak curang, tidak
memaksakan kehendak, santun, disiplin, tidak plin-plan, berlaku adil di dalam
kelas, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan moral dapat dilakukan dengan pendekatan yang
bersifat integrated, yaitu dengan melibatkan seluruh disiplin ilmu pengetahuan.
Serta harus didukung oleh kemauan, kerjasama yang kompak dan usaha yang
sungguh-sungguh dari keluarga, rumah tangga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Yang turut bertanggung jawab terutama mengenai aspek efektifnya melalui mata
pelajaran yang diajarkan dan contoh teladan dalam tingkah laku serta
perbuatan-perbuatan.
Namun sesungguhnya pengendali moral yang paling penting
adalah nilai agama yang telah ditanamkan dalam diri individu sejak kecil.
Karena sebenarnya kerusakan-kerusakan yang terjadi saat ini bukan karena
kegagalan agama dalam membangun masyarakat yang bermoral, melainkan kegagalan
umat memahami pesan moral agama dan keggalan mengamalkan ajarannya dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk itu, demi menyelematkan generasi yang akan datang,
perlunya penanaman nilai agama yang lebih efektif.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan moral memang sangat diharapkan perbaikannya. Apalagi dalam
dunia pendidikan agar seluruh komponen dalam masyarakat terutama pada dunia
pendidikan menjadi lebih baik dan dapat mencetak generasi muda yang lebih
bermoral.
Semua itu tidak akan terwujud tanpa partisipasi dari pembentukan moral
oleh lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, tenaga pendidik peserta didik,
serta pengendali moral dari agama.
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, Zalcah.
Pendidikan Agama. Jakarta
: Bulan Bintang. 1975
Nata, H. Abadin.
Managemen Pendidikan. Jakarta
Timur : Penada Media. 2003
Sunday, January 06, 2013
|
Labels:
pendidikan
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
about me
Ley's. Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2013
(39)
-
▼
January
(31)
- Manusia dan Optimisme
- PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FILSA...
- Agama Dan Lingkungan
- Teori dan Studi Kepemimpinan
- Kepemimpinan Umar bin Khattab Khalifah Ke-Dua (634...
- Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
- HUBUNGAN SYARI’AH & TASAWUF
- HAKEKAT PEMBINAAN AKHLAK TASAWUF
- KOMPONEN AKHLAK TASAWUF
- LATAR BELAKANG TIMBULNYA STUDI TENTANG AKHLAK TAS...
- SUMBER-SUMBER AKHLAK TASAWUF
- PEMBAHASAN TASAWUF
- PEMBAHASAN AKHLAK
- Pentingnya Akhlak
- Akhlak Di Kampus Menurut Agama, Etika, dan Budaya
- PEMBENTUKAN AKHLAK TERPUJI KEPADA ANAK
- Pendidikan Karakter
- Makalah Intelegensi
- PENDIDIKAN MORAL DALAM DUNIA PENDIDIKAN
- HADIS DAN PENGERTIANNYA
- Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
- KURIKULUM SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH IBTID...
- Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang STANDAR PRO...
- Pengelolaan Pendidikan Taman Kanak-kanak
- PANDUAN KELOMPOK MATA PELAJARAN AGAMA DAN AKHLAK M...
- MANUSIA PARIPURNA
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
- Makalah Rasa Agama
- Akhlak
- ADMINISTRASI KURIKULUM
- ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
-
▼
January
(31)
0 comments:
Post a Comment